IJL.Com- Baru dua pekan mengawal Villa 2000 U-11 di kompetisi IJL Mayapada 2018 sudah membuat Ridho Mahendra ketagihan. Sukses membawa timnya melaju ke babak semifinal plate-cup membuat dirinya harus putar otak lebih keras.
Villa 2000 sukses membuat kejutan di babak plate-cup IJL Mayapada 2018. Datang dengan kondisi tertatih-tatih usai "babak belur" di babak penyisihan, Black Orange mampu mematahkan prediksi banyak orang. Tim unggulan yakni All Star Galapuri mampu mereka tekuk.
Alhasil hasil dua kali menang dan satu kekalahan sudah cukup jadi syarat Villa 2000 melenggang ke babak semifinal. Tidak heran ada senyum mengembang di balik wajah sang pelatih anyar, Redho Mahendra.
Redho memang baru dua pekan mengawal Villa 2000 di IJL Mayapada 2018. Tanpa ragu, ia menyebut ini adalah kompetisi paling ideal untuk anak-anak asuhnya baik dari sisi persaingan antar individu pemain, kerjasama tim sampai adu taktik tim pelatih di pinggir lapangan.
"Saya rasa ini kompetisi paling kompetitif untuk anak-anak Villa 2000 U-11. Meski hanya level plate-cup, kekuatan lawan terbilang sangat merata dan tinggal tugas pelatih untuk meracik masalah teknis sampai non-teknis," ujar Redho.
"Contohnya di kemenangan atas All Star Galapuri setelah sebelumnya kami sempat tertinggal, seperti yang saya bilang kecermatan pelatih punya peranan terutama dalam hal rotasi pemain. Anak-anak punya porsinya masing-masing di atas lapangan apalagi kalau bicara fisik, alhamdulillah hasilnya positif jika bicara skor akhir," jelas pelatih berlisensi D Nasional tersebut.
Tidak heran memang Redho terlihat super sibuk mengutak-atik papan strategi di pinggir lapangan. Bahkan jarang sekali melihat dirinya duduk santai menikmati jalannya pertandingan.
"Saya termasuk pelatih yang senang jika anak-anak di usia seperti ini sudah punya komitmen. Artinya kompetisi ini bukan hanya soal jam terbang pemain tapi juga pelatih. Saya bertugas mengawal proses mereka dari latihan tim sampai berkompetisi. Jika pun hasilnya berupa poin penuh apalagi sampai juara plate-cup ya anggap saja itu bonus dari komitmen kita bersama," jelas Redho.
"Yang jelas saya sudah dan semakin menikmati atmosfer Indonesia Junior League, konsekuensinya pelajaran dan pengalaman baru datang ya praktis harus banyak putar otak," tambahnya seraya tersenyum.
Proses dan komitmen yang disebut Redho perlahan memang muncul dalam skuat asuhannya. Kini Black Orange tidak hanya mengandalkan satu pemain untuk urusan mencetak gol atau mengubah skema permainan.
Hal itu memang dengan jelas terlihat di babak semifinal plate-cup kemarin, jika sebelumnya ada nama Raynanda Syauqi yang lama mencuri perhatian, maka akhir pekan kemarin muncul Naufal Firdaus Marasabessy "naik panggung".
Sebenarnya, sudah sejak lama Naufal dapat pantauan khusus dari komite dan talent scouting Indonesia Junior League. Buktinya, jadi salah satu pemain dari Villa 2000 yang menembus skuat IJL Mayapada All Stars di detik-detik terakhir menyusul sang kolega, Syauqi.
"Ya Naufal memang punya peranan sangat besar, di laga terakhir saat kalah melawan Pelita Jaya saya memang tidak mau memberikan dirinya tugas terlalu berat karena dua laga sebelumnya fisiknya terkuras sekali, kembali ia harus dibantu lewat rotasi pemain. Tujuannya tentu agar laga akhir pekan nanti ia bisa lebih fit lagi," tandas sang pelatih.
Tidak hanya Naufal sebenarnya yang bisa ambil peran di babak semifinal plate-cup esok kontra Salfas Soccer. Penyerang tunggal Villa 2000, Al Farel Rasya pun sudah mulai menemukan sentuhannya di dalam kotak penalti tim lawan. Bukan tidak mungkin, pemain berbadan besar itu kembali jadi pahlawan Black Orange demi tiket ke partai final.