IJL.Com-Janji Indonesia Muda Utara (IMUT) sudah bulat, ogah cepat-cepat angkat koper. Beri "karpet merah" untuk Garuda Junior juga tidak ada dalam kamus anak asuh Mario Agustinus Lalumedja.
Pasca laga terakhir saat dibekuk M'Private Soccer School, evaluasi tanpa henti dipetik pelatih IMUT, Mario Agustinus Lalumedja. Ia mengakui urusan menggedor jala gawang lawan masih jadi musuh paling besar.
Dari delapan laga, baru dua gol dibukukan skuat IMUT. Terbilang paling mandul memang dibanding kontestan lain di Grup Phenomenon.
Kondisi itu memang agak terbalik dengan performa sektor pertahanan IMUT. Ya, meski sudah ada 12 gol bersarang di gawang namun harus diakui militansi Ahmad Bayhaqi Cs sudah membuat tim sekelas M'Private Soccer School, Garec's, sampai Tajimalela FA geleng-geleng kepala.
"Kami mengalami kendala dari segi internal tim terutama soal kelengkapan materi pemain. Pertandingan melawan M'Private kemarin, saya kekurangan amunisi karena banyak anak yang tidak bisa hadir," jelas Mario.
"Di lini tengah misalnya, IMUT tidak didukung oleh tiga gelandang sehingga asupan bola ke depan agak tersendat," tambah Mario lagi.
Sayang seribu sayang, jelang laga kontra Garuda Junior pada Sabtu (23/2), cobaan berat kembali menimpa IMUT. Faktor non-teknis membuat Mario pusing tujuh keliling.
"Persiapan kembali terganggu karena ada sebagian pemain yang mengalami sakit akibat kondisi cuaca yang tidak menentu," terang Mario.
"Saya juga dipusingkan dengan tidak dapatnya izin dari sekolah karena banyak dari pemain kami yang hari Sabtu masih ada kegiatan belajar dan kepentingan akademik. Sampai detik ini baru sembilan anak yang menyatakan bisa hadir melawan Garuda Junior. Sebenarnya saya terkendala bukan dari teknis permainan tapi lebih banyak dari faktor non-teknis," ucap Mario seraya menghela nafas.
Pantang pulang sebelum padam, begitu tekad besar yang sudah tertanam dalam dada pasukan Jakarta Utara. Bagi Sirozul Huda dan kawan-kawan tidak ada istilah "putar balik".
Jelas, Indonesia Muda Utara (IMUT) belum mau menyerah. Terperosok di dasar klasemen sementara Grup Phenomenon dengan raihan sembilan poin tidak membuat langkah kaki mereka terasa berat menuju pekan ke-17 IJL Mayapada U-13.
"Pastinya, kami akan terus berusaha untuk berbuat lebih baik. Saya akan melihatnya di sesi latihan terakhir Kamis ini. Semoga ada perkembangan soal kesiapan tempur anak-anak Sabtu esok," tegas Mario.
Selisih 10 angka dari Garuda Junior juga tidak membuat mental Mario dan anak asuhnya ciut. Sebuah filosofi yang berbunyi pertahanan terbaik adalah menyerang jadi sebuah janji di atas lapangan nanti.
Ada sebuah bentuk penegasan IMUT ogah memberi "karpet merah" untuk Garuda Junior. Selagi bola masih bundar, maka tidak ada hal yang tidak mungkin di papan skor.
"Saya sudah melihat gaya permainan mereka, pada prinsipnya IMUT akan tampil menyerang dengan skema bola panjang langsung ke depan untuk memaksimalkan peluang. Kami ingin tetap menjaga asa," ujar pelatih yang mengidolakan eks juru taktik Timnas Indonesia, Luis Milla tersebut.
"Berharap mukjizat? Bola itu bundar apapun bisa terjadi. Yang penting semangat pantang menyerah dan tidak mau kalah saya tanamkan ke anak-anak," tandas Mario.
Garuda Junior sendiri saat ini berada di batas aman tepatnya peringkat kedelapan klasemen sementara sebagai syarat terakhir pemegang tiket fase knock-out. Ada lima laga tersisa, jika mampu membungkam IMUT praktis tabungan poin Ervan Suardana dan kawan-kawan akan terasa lebih tebal demi menghindari kejaran seteru terdekat.