IJL.Com- Berposisi sebagai seorang pemain belakang membuat Iqbal Rosiqi jauh lebih nyaman. Di IJL Mayapada 2018, bek SS Gagak Rimang U-11 itu memang punya "nilai jual" cukup mahal.
Dua musim berturut-turut merasakan kerasnya persaingan kompetisi Indonesia Junior League membuat mental bertanding Iqbal Rosiqi kian terasah. Di IJL Mayapada 2018, perannya semakin terasa di lini belakang skuat SS Gagak Rimang.
Bicara fakta, bertenggernya SS Gagak Rimang di posisi empat besar klasemen sementara Grup B Sensation memang tidak lepas dari tebalnya lini belakang mereka. Tercatat baru ada enam gol bersarang ke gawang, jadi yang terbaik setelah ASTAM dan Putra Sejati.
Tidak heran, nama Iqbal perlahan mulai mendapat perhatian publik. Pelan tapi pasti dia menunjukkan diri sebagai salah satu bek paling berpengaruh di kompetisi IJL Mayapada 2018.
"Dulu saya main di posisi sayap, tapi sekarang main di belakang. Lebih nyaman jadi bek," ujar Iqbal.
"Tidak ada yang menyuruh, saya mau sendiri jadi bek. Sudah sekitar dua tahun," tegas pemain bernomor punggung lima tersebut.
Selayaknya bocah seusianya, Iqbal pun punya pemain idola. Ia menyebut Jaimerson Silva (Persija Jakarta) dan Sergio Ramos (Real Madrid) sebagai panutannya di atas lapangan.
"Kalau di sepak bola nasional saya suka Jaimerson, kalau internasional ada Sergio Ramos," terangnya.
"Mereka berdua sama-sama susah dilewati dan suka cetak gol juga untuk timnya," tambah Iqbal.
Memang, dalam urusan mencetak gol, Iqbal juga tidak mau kalah dengan dua pemain idolanya tersebut. Di SS Gagak Rimang, ia diberi kepercayaan seorang eksekutor penalti. Hal yang jarang terjadi untuk pemain dengan posisi sebagai bek.
Meski demikian, Iqbal mengakui tidak mudah memanggul peran sebagai seorang algojo 12 pas. Ada sedikit rasa tegang selalu menghantui dirinya.
Namun mental di atas lapangan bisa lebih banyak bicara, buktinya bisa dilihat di pekan ke-10 lalu. Raihan total enam poin yang dibawa pulang SS Gagak Rimang adalah buah Iqbal memeras keringat demi mencatatkan nama di papan skor. Bahkan di laga melawan Sparta, gol free-kick hampir dari setengah lapangan mampu ia ceploskan.
"Ambil tendangan penalti sebenarnya karena disuruh pelatih, yang penting saya juga tidak ragu-ragu. Sudah sering latihan, tapi kalau pas lagi ada pertandingan resmi pasti rasa tegang ada terus," ungkap Iqbal seraya tersenyum.
Namun, Iqbal menegaskan dirinya tidak terlalu terobsesi untuk terus mencatatkan nama di papan skor. Ia sadar tugas utamanya sebagai seorang bek adalah membuat barisan penyerang tim lawan frustrasi.
Tidak heran, banyak penyerang lawan masih jadi bidikannya. Salah satu yang paling ia tunggu adalah juru gedor Putra Sejati, M Habsy.
"Sejauh ini belum ada penyerang yang buat saya kerepotan. Tapi saya ingin sekali bertemu lagi dengan top-skorer sementara IJL Mayapada, M Habsy," tandas bek berusia 11 tahun tersebut.