IJL.Com- Dari lubuk hati yang paling dalam, Ira Maulida berharap sepak bola wanita tidak menjadi "anak tiri" di negeri sendiri. Selama masih ada harapan, si kulit bundar harus tetap dikejar.
FCC Purwakarta menjadi salah satu tim yang menerjunkan pemain wanitanya di gelaran Indonesia Junior League (IJL) U-13. Nama srikandi tersebut adalah Ira Maulida.
Bagi Ira, sepak bola memang bukan sekadar hobi untuk menghabiskan waktu semata. Meski tak bisa dipungkiri, ada rasa takut sempat hinggap di pundaknya.
Ya, Ira sadar, sepak bola tak lepas dari yang namanya kontak fisik. Namun ketika pilihan hati sudah diambil, pantang baginya untuk balik kanan.
Pasalnya, Ira kerap diplot sebagai prajurit lini belakang. Otomatis derunya ancaman membabi-buta bak santapan sehari-hari saat sudah berada di atas lapangan. Apalagi kawan dan lawannya adalah kaum adam.
"Awalnya memang ya ada rasa gugup, sungkan dan sempat takut juga. Tapi lama kelamaan sudah hilang malah jadi kekuatan untuk bisa membuktikan kalau saya pantas ada di sini," ujar Ira.
"Saya pengen beda dari yang lain makanya berani pilih dunia sepak bola," tambah Ira.
Ira sendiri sadar, sepak bola wanita di Indonesia bisa dibilang masih dianggap "sebelah mata". Namun ia percaya, harapan itu masih ada.
"Saya berharap sepak bola wanita itu punya liga tertinggi, ya seperti Liga 1-nya lah. Supaya pemain seperti saya ada tujuan ke depan," ujar Ira.
"Bangga juga sebenarnya ada sosok wanita seperti Ratu Tisha di PSSI. Dia berani ambil terobosan. Mantap pokoknya, lambang perempuan Indonesia masa kini," sambung Ira.
Lewat IJL pula Ira ingin makin menegaskan sudah saatnya harapan yang ia punya bukan sekadar dongeng semata. Pantas saja FCC Purwakarta berani "keluar kandang".
"Saya rasakan suasana yang berbeda saat tampil di IJL. Beda dengan kompetisi atau turnamen yang pernah diikuti sebelumnya. Ya mungkin karena lawan yang dihadapi juga lebih luas jangkauannya jadi gengsinya lebih ada," tegas Ira.
"Apalagi kami kan satu-satunya tim yang mewakili Purwakarta jadi pasti ada motivasi tambahan," tandas Ira.