IJL.Com- ASTAM jadi tim yang "royal" mengirimkan anak didiknya ke skuat IJL Elite. Mengupas Fantastic Four dari kacamata el capitano.
Begitu mendengar nama Dzaky Muhammad Fawwaz, maka yang langsung terlintas adalah sosok gelandang kelas pekerja. Postur tubuhnya yang atletis memang membuat dirinya begitu diandalkan sebagai tiang pondasi skuat ASTAM.
Dzaky termasuk salah satu gelandang yang penampilannya begitu konsisten sejak pekan pertama IJL bergulir. Tidak hanya skill, teknik sekaligus visi bermain, mentalitasnya harus diakui ada satu langkah lebih cepat dibanding rekan-rekan setimnya.
Bukan Dzaky namanya jika tidak mandi keringat di atas rumput hijau. Total sampai peluit panjang benar-benar dibunyikan, terkadang begitu meledak-ledak pertanda kalau dirinya memang tak mudah untuk ditekuk. Salah satu persona el capitano sejati.
Tidak heran, satu tiket IJL Elite berhak dikantongi Dzaky. Kaget campur bangga terekam dalam bingkai wajahnya.
"Sejujurnya saya tidak menyangka karena di IJL banyak sekali gelandang dengan karakteristik macam-macam, bicara persaingan memang sangat ketat dan kuat," ujar Dzaky.
"Goesty Raka Pratama (Indonesia Rising Star) dan Rafly Ikram Selang (Cipta Cendikia FA) menurut saya jadi saingan terberat tapi tidak tahunya malah jadi satu tim di IJL Elite. Bangga rasanya bisa satu tim dengan mereka," tambah Dzaky seraya tersenyum.
Kebanggaan Dzaky makin berlipat saat ia melihat ASTAM jadi tim yang paling banyak menyumbangkan pemainnya di skuat IJL Elite. Ya, total ada empat penggawa armada Tangerang Selatan meramaikan gerbong barisan anak-anak terpilih.
"Walaupun tidak bisa menjuarai IJL U-13 tetapi bangga rekan-rekan saya bisa ikut memetik hasil kerja keras mereka karena semua ini bagian proses untuk maju ke depan," ujar Dzaky.
"Saya juga ingin mengucapkan terima kasih untuk teman-teman ASTAM lainnya yang sudah membantu kami berempat hingga bisa masuk skuat IJL Elite," sambung Dzaky.
Fantastic Four, begitu julukan yang rasanya tepat disematkan untuk Dzaky dan kawan-kawan. Paket komplet yang diramal akan memberi warna tersendiri di atas lapangan.
"Kalau Muhammad Radith sama saya memang sudah ada chemistry, beruntung punya bek seperti dia yang tangguh dan bermain simpel. Alfin Alfareza sosok penyerang sayap yang mempunyai kecepatan lebih dari rekan-rekan lainnya. Kalau Reza Wahyu, jelas ia mempunyai insting yang sangat tinggi dan kuat pegang bola," terang Dzaky.
"Saya yakin bersama teman-teman hebat dari SSB lainnya ini akan menjadi satu kesatuan jauh lebih kuat karena di atas lapangan kami hanya bermain dalam satu payung yang sama yaitu IJL Elite," tandas Dzaky.