Indonesiajuniorleague.com - Proses screening pemain kompetisi IJL Mayapada 2018 tak “sehoror” yang dibayangkan. Kisah-kisah unik pun tak jarang bermunculan hingga berbuah saran penting dari tim dokter Mayapada Hospital.
Pra-IJL Mayapada 2018 sudah memasuki tahapan validasi alias proses screening pemain. Pada Minggu (14/1) bertempat di auditorium Ang Boen Ing Mayapada Tangerang, 25 SSB “dipanggil” untuk menjalani sesi gelombang pertama.
Awalnya, CEO Indonesia Junior League (IJL) Rezza Lubis memang menyebut ketegangan melanda beberapa pemain juga orangtua yang menemani anaknya menjalani proses screening. Meski demikian, “trik khusus” digunakan manajemen IJL Mayapada untuk menanggulangi permasalahan tersebut.
“Untuk kenyamanan peserta, diantaranya kami putar kembali gol-gol terbaik IJL dan video pertandingan pada musim lalu. Banyak SSB kontestan baru yang kaget dengan multimedia yang kami punya,” ujarnya.
“Termasuk soal adanya foto session, rata-rata orangtua justru heran kenapa ada tahapan seperti ini, ya mungkin di liga lain yang mereka ikuti belum dilakukan. Intinya kami jelaskan soal pentingnya database dari setiap individu pemain,” jelas Rezza lagi.
Tak hanya itu, “aksi” para calon aktor rumput hijau Tanah Air ini juga tak jarang mengundang gelak tawa. Tim dokter Mayapada Hospital disebut Rezza jadi saksinya.
“Dalam proses screening hari ini memang dibuat fun dan nyaman sehingga tidak grogi dan bisa kami arahkan mereka ke proses kejujuran. Bahkan ada banyak kisah unik saat proses cek gigi, dari anak-anak yang takut giginya dicabut sampai banyak yang mengaku jarang sikat gigi,” ujar Rezza tak kuasa menahan tawa.
“Bahkan kabarnya sampai ada yang bolak-balik ke kamar mandi karena dengar info ada cabut gigi. Tidak heran, itu jadi cerita tersendiri untuk tim dokter Mayapada,” ujar Rezza seraya tersenyum.
Merawat kesehatan gigi memang menjadi salah satu dari sekian banyak faktor penting untuk menjadi calon atlet profesional dilihat dari segi rekam jejak kesehatan. Gaya hidup sehat sejak usia dini menjadi hal yang paling disarankan tim dokter Mayapada Hospital.
“Hampir 60 persen anak-anak giginya mengalami kecendrungan bisa rusak karena konsumsi makanan-makanan seperti coklat dan permen. Seharusnya, ilmu-ilmu kesehatan tersebut perlahan diperkenalkan sejak usia dini,” ujar drg. Thea Herfiana.
“Cara makan dan mengunyah yang benar juga tak kalah harus diperhatikan. Karena jika sudah bicara calon atlet maka asupan dan gizi mereka harus bagus pastinya. Nah disini lah faktor kesehatan gigi itu penting karena apa yang mereka makan pastinya pertama kali masuk melalui mulut,” tambah wanita lulusan Universitas Indonesia tersebut.
Berikutnya, screening pemain kloter kedua akan digelar pada Minggu (21/1). Dijadwalkan 25 SSB kontestan IJL Mayapada 2018 mendapat jatah giliran.
“Untuk para dokter gigi Mayapada yakni drg. Thea Herfiana beserta tim, kami komite IJL mengucapkan banyak terimakasih. Ini sangat terbantu dalam dalam hal komitmen kami memerangi praktik pencurian umur,” ujar Rezza.
“IJL juga berterimakasih kepada Rumah Sakit Mayapada Tangerang yang memfasilitasi ruang auditorium Ang Boen Ing untuk kegiatan screening IJL. Selanjutnya, pekan depan memasuki kloter kedua,” tandasnya.