IJL.Com- Diberi peran sebagai seorang jenderal lini belakang sempat membuat kaki Muhammad Tezar Briantama gemetar. Lambat laun, ia semakin asik memacu adrenalin.
Tiga pekan berturut-turut mengisi deretan formasi pemain terbaik IJL Mayapada U-13 Grup Sensation jadi bukti kualitas kelas wahid bek ASIOP Apacinti, Muhammad Tezar Briantama. Bicara gaya permainan, sosoknya memang terbilang elegan sebagai seorang pemain belakang. Jarang sekali ada pelanggaran keras ia lakukan.
Attitude positif, itu jadi salah satu nilai tambah seorang Tezar. Pengakuan tersebut bahkan ia dapatkan dari seorang wasit senior Indonesia Junior League, M Hipni.
"Saya sudah sering bertemu dengan anak ini, dia bisa berkomunikasi dengan wasit secara baik, fair-play baik ke lawan sampai perangkat pertandingan," ujar Hipni.
Di ASIOP, Tezar sendiri bergabung genap dua tahun Desember ini. Nama-nama besar seperti Andritany, Ryuji Utomo jadi rujukannya hingga tak ragu berseragam Mutiara dari Senayan.
"Gabung ke ASIOP sejak Desember 2016. Kalau ditanya alasannya ya tim ini punya program yang sangat jelas untuk anak didiknya. Selain itu banyak juga pelatih berkualitas," ujar Tezar.
"Nama-nama pemain jebolan ASIOP seperti Andritany, Ryuji Utomo sampai Rendy Juliansyah juga jadi alasan saya gabung bersama Mutiara dari Senayan. Ingin sekali ikuti jejak mereka yang sampai bisa membela Timnas Indonesia," sambungnya lagi.
Meski demikian Tezar sadar sangatlah tidak mudah mengikuti jejak senior-seniornya tersebut. Butuh banyak pengorbanan harus dilakukan, perlu mental tahan banting pula.
Seperti sikap lapang dada Tezar saat diberi kepercayaan mengisi pos sebagai pemain belakang. Sebelumnya, peran gelandang bertahan memang lebih akrab untuk dirinya.
Kedatangan Yayat Supriyatna di bangku kepelatihan ASIOP ternyata jadi awal mulanya. Faktanya, Tezar sempat terkejut dengan keputusan sang juru taktik.
"Respon saya sedikit terkejut, karena sebelumnya sangat jarang bermain di posisi tersebut. Ya agak gugup juga sebenarnya," ungkap Tezar.
"Tapi karena arahan dari coach Yayat perlahan-lahan saya bisa mengerti cara kerja seorang bek di atas lapangan," tambah Tezar seraya tersenyum.
"Penciuman" Yayat sepertinya memang mulai membuahkan hasil. Tanpa mengesampingkan peran pemain lain, Tezar layak diberi label jenderal lini belakang ASIOP.
Kebetulan, Tezar termasuk tipe pemain yang hobi memacu adrenalin. Bertemu dengan lawan yang kuat ia yakini justru akan membuat dirinya tambah bersemangat.
"Saya sangat happy. Nikmati setiap pertandingan, tertantang menahan arus serangan lawan," jelas Tezar.
"Apalagi kalau kedatangan lawan yang punya level lebih di atas, saya jadi makin termotivasi. Coach Yayat juga selalu mengingatkan pentingnya bermain simple sebagai seorang bek," sambung Tezar.
Tezar sendiri menyebut ada beberapa pemain yang tengah ia "bidik". Salah satunya yakni "sutradara" Cipta Cendikia FA, M Rafly Ikram Selang.
"Kalau bisa menyebut, ada dua tim yang paling ingin saya hadapi yaitu Salfas Soccer dan Cipta Cendikia Football Academy. Di Salfas ada Satrio, sedangkan Cipta Cendikia dengan M Rafly," ungkap siswa SMPN 252 itu.
Sementara, Yayat pun mengakui Tezar bisa menjadi contoh yang baik untuk rekan-rekan setimnya. Pantas ban kapten ASIOP melingkar di lengannya.
"Tezar pemain yang punya kepribadian bagus, dia kapten tim kami, hampir tidak pernah absen latihan," sebut Yayat.
Soal keputusannya menggeser posisi Tezar, Yayat pun punya argumen cukup kuat. Soal reading the game, sang anak asuh disebutnya memang layak dapat bintang.
Meski demikian, ia tidak menggaransi Tezar akan terus bermain di pos lini belakang. Lambat laun, akan ada proses memacu adrenalin yang bisa terus dinikmati bocah asal Duren Sawit, Jakarta Timur tersebut.
"Postur tubuh, reading the game, pengambilan keputusan dan eksekusinya bagus itu yang jadi karakter Tezar sebagai seorang bek," ujar Yayat.
"Tapi di usia 13 tahun pemain belum terpaku di satu posisi, kami akan selalu liat progres dia dari waktu ke waktu. Penerapan taktik dan penempatan pemain juga dipengaruhi faktor internal dan eksternal contohnya seperti lawan yang akan dihadapi, kondisi lapangan sampai cuaca," tandas Yayat.