Maesa Cijantung; Tatapan Tajam Si Burung Hantu




IJL.Com- Maesa Cijantung sudah membayangkan betapa sengitnya aroma persaingan di Grup Sensation IJL Mayapada U-13. Formasi 4-4-2 jadi identitas menjaga ritme permainan, tiga tim lawan tengah dalam bidikan Si Burung Hantu.

Tidak cukup soal teknis, faktor non-teknis pun diperhatikan Maesa Cijantung jelang berlaga di kompetisi IJL Mayapada U-13. Mereka menyadari tergabung di Grup Sensation punya kelas kesulitan tersendiri.

Seperti diketahui, tim-tim yang tergabung di Grup Sensation dikenal punya nama-nama besar. Tentu, siapa tak kenal sepak terjang ASIOP Apacinti, ASTAM, Salfas Soccer, BMIFA hingga FU15 Bina Sentra. Maka tak salah jalannya pertandingan tiap pekan dijamin akan berjalan alot.


Alhasil, aroma persaingan mulai tercium oleh anak-anak Cijantung jauh sebelum peluit kick-off dibunyikan. Namun tak ada rasa gentar dari tim berlambang burung hantu tersebut.

"Untuk persiapan di laga perdana IJL U-13 kami lebih mematangkan kerjasama tim terutama kebersamaan di dalam maupun luar lapangan," buka pelatih Maesa, Warya Sunarya.

"Saya menyadari berada di Grup Sensation tidak akan mudah, lawan kami pun pasti telah mempersiapkan kondisi dengan baik. Tapi fisik dan mental anak-anak sudah siap, Maesa tidak takut bersaing," jelas Arya, sapaan akrab sang pelatih.



Dari jauh-jauh hari Arya memang semakin rajin meraba-raba peta persaingan di Grup Sensation. Beruntung, dirinya termasuk pelatih yang tidak buta soal kekuatan lawan.

Mayoritas tim kontestan di Grup Sensation disebut Arya terbilang lawan-lawan lawas untuk Maesa. Praktis, ia bersama anak-anak asuhnya tidak sabar kembali menggelar "reuni". 

Tidak mau asal "reuni", ada tiga calon lawan tengah dalam bidikan. Sedikit membuka rahasia, Arya mengaku sudah mengantongi kelemahan mereka. Bisa dibilang, tatapan Maesa amat tajam selayaknya burung hantu yang enggan buruannya lepas.

"Hampir 70 persen tim yang ada di Grup Sensation sudah sering kami temui di berbagai event-event kompetisi juga turnamen Jabodetabek. Banyak nama-nama besar yang sudah jadi langganan juara artinya saya dan anak-anak pun sangat antusias untuk cepat berlaga menjajal kekuatan mereka lagi,"  ungkap Arya.



"Untuk level persaingan secara keseluruhan kami menganggap semuanya sama kuat. Mungkin ada ASIOP, ASTAM, dan FU15 Bina Sentra yang memang sudah kami hafal betul bentuk permainan mereka," terangnya.



Formasi hingga pakem permainan sudah ditemukan. Meski demikian Arya enggan sekadar puas begitu saja. Ia sadar 2x25 menit nanti di atas lapangan akan banyak drama terjadi.

Beberapa skenario sudah disiapkan sedini mungkin. 4-4-2 jadi kendali permainan namun tidak menutup kemungkinan Maesa akan bermain dengan striker tunggal dalam urusan membuka celah pertahanan lawan.

"Maesa sudah terbiasa bermain dengan formasi 4-4-2. Alasannya tentu lebih kepada karakter pemain. Ada satu nama sangat potensial yakni Saubahky Putra, baru saja pulang dari Barcelona,"  jelas Arya.

"Tapi tidak menutup kemungkinan ada variasi di atas lapangan nanti dalam situasi tertentu. Biasanya saya hanya mengubah dari dua striker menjadi satu penyerang tunggal di depan, antisipasi jika memang lawan memang kuat dalam penguasaan bola," sambung pelatih yang sudah lima tahun mengarsiteki Maesa itu.



Beberapa akhir pekan ini Saubahky dan kawan-kawan kian intens menggelar laga ujicoba. Yang menarik, Maesa U-14 tidak ketinggalan jadi batu loncatan.

"Kebetulan Minggu kemarin kami baru ujicoba melawan Putra Selatan, skornya imbang 0-0. Rencananya akhir pekan nanti kembali cari sparring partner, kalau tidak ada lawan maka Maesa Cijantung U-14 jadi pilihan. Anak-anak sudah terbiasa melawan seniornya sendiri, tutup Arya.



  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa