Pro: Direct Academy Menjanjikan Lebih Tahan Banting




IJL.Com- Selalu ada gairah meluap-luap dari Pro: Direct Academy setiap menyambut musim baru kompetisi Indonesia Junior League. Bermain dengan senyum lepas, Si Merah-Hitam menjanjikan lebih tahan banting.

Pro: Direct Academy (PDA) resmi mendaftarkan 20 pemainnya saat berlaga di kompetisi IJL Mayapada U-13. Bermain dengan rasa happy jadi tujuan utama tim asal Jakarta Selatan itu.

"Sejauh ini kondisi anak-anak baru 80 persen. Kami siap bermain dengan rasa happy, tidak lupa ada etos kerja keras di dalamnya," tutur sang pelatih, Nur Ichwan.



Alih-alih bicara soal target tim, Nur Ichwan enggan terlalu banyak sesumbar. Ia meyakini juara dalam level kompetisi sepak bola usia dini bukan sekadar naik podium sampai angkat trofi.

"Saya tidak mau terlalu memikirkan kata juara. Bagi saya, juara adalah bagaimana melihat anak-anak bisa mengaplikasikan apa yang sudah mereka dapat saat latihan ke dalam sebuah pertandingan resmi. Perkembangan tiap individu menuju arah yang lebih baik juga selalu jadi catatan penting," tegas alumni Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Jakarta tersebut.



Merujuk soal persiapan tim, Tobias dan kawan-kawan cukup intens membidik laga ujicoba dalam beberapa pekan terakhir. Hal tersebut dilakukan untuk mensiasati sedikit tertundanya jadwal kick-off IJL Mayapada U-13.

Bukan hanya untuk kebutuhan pemain semata. Masa pre-season ibarat alarm agar sang juru taktik lebih mawas diri. 

"IJL ini ini jadi wadah paling ideal bukan hanya untuk pemain saja. Tiga prinsip sepak bola pastinya tidak pernah lepas dari menyerang, bertahan dan transisi, lebih daripada itu berusaha secara baik mengambil keputusan situasional saat sudah berada di atas lapangan tentu jadi tugas besar pelatih," jelas Iwa, sapaan akrabnya.



"Perihal keterlambatan kick-off jadi hal positif bagi saya saat ini. Anak-anak bisa lebih digarap lebih dalam lagi terutama soal performa dari segi individu baik teknik, fisik maupun mental. Jelas laga ujicoba jadi salah satu siasatnya, sangat penting karena selalu ada evaluasi hadir dan sekali lagi ini tugas pelatih," tegas pria berusia 23 tahun itu.



Iwa juga "beruntung" karena skuat asuhannya tidak punya pemain dengan predikat megabintang. Ia juga meyakini sebutan anak emas tidak ada dalam kamus Pro: Direct Academy.

Faktanya hal tersebut merembet pada skema di atas lapangan. Sistem rotasi tetap jadi kendali utama demi meraih hasil positif. 

Ya, jangan harap ada garansi pemain inti saat tampil mengenakan seragam Merah-Hitam. Dari bangku cadangan sekalipun, Iwa ingin barisan anak asuhannya semakin paham betapa mahalnya arti sebuah proses. Disini dapat terbaca dengan jelas ada persaingan sehat terus berusaha ditanamkan.

"Secara keseluruhan, tim ini sudah  terbentuk sekitar tiga tahun belakangan. Kalau istimewa menurut saya tidak ada yang paling istimewa karena dari setiap pemain tidak ada yang saya sebut anak emas, semua sama rata," ujar Iwa.

"Maka dari itu jika ditanya apakah ada lini yang jadi sektor andalan, saya rasa tidak ada karena persaingan setiap pemain saya buat merasa tidak ada yang aman. Siapapun itu jika dia tidak di dalam zona perfomance yang baik maka saya akan menggantikannya atau akan ubah posisinya sesuai dengan perkembangan individu dan kebutuhan tim. Saya ingin anak-anak jadi pemain serba bisa," ungkapnya.



Maka saat bertarung di atas lapangan nanti, PDA menjanjikan akan lebih tahan banting. Sebelum dan selama menginjak rumput hijau, senyum lepas selalu siap mereka hembuskan.

"Iya, pada intinya kami fokus akan tetapi kami tetap enjoy menghadapi ini. Sebab jika kita tidak enjoy , kreativitas di dalam bermain akan sulit keluar dengan baik," tandas Iwa yang sangat mengidolakan pelatih sekaligus akademisi terkemuka asal Sumatera Barat, John Arwandi.



  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa