IJL.Com- All Star Galapuri tidak mau main-main saat terjun di kompetisi IJL Mayapada U-13. Label pemain bintang ditepis, mereka tidak butuh superman.
Kompetisi Indonesia Junior League memang sudah sangat akrab untuk skuat All Star Galapuri. Sejak 2014/2015, tim yang bermarkas di Ciledug itu sudah merasakan sengitnya persaingan di gelaran IJL.
Hingga musim 2018/2019 ini All Star Galapuri masih setia menikmati atmosfer Indonesia Junior League. Bedanya sekarang levelnya akan terasa lebih berat yaitu di kelompok usia 13 tahun.
Sama seperti tim kontestan lain, sebelum peluit kick-off benar-benar dibunyikan, All Star Galapuri terus berbenah. Soal pengunduran jadwal, ada efek positif dipetik skuat asuhan Salim Permana tersebut. Perlahan tapi pasti senyum lepas keluar dari wajah sang pelatih.
"Persiapannya sudah mencapai 80 persen, sisanya lebih difokuskan untuk kerjasama tim. Pada prinsipnya kita selalu siap menuju peluit kick-off dibunyikan," tegas Salim Permana.
"Jadwal kick-off IJL Mayapada U-13 yang sedikit ada pengunduran kami manfaatkan sebaik mungkin, malah banyak efek positif didapat. Intinya saya ingin anak-anak jadi jauh lebih siap lagi," jelas Salim.
Khusus untuk skuat U-13 ini, Salim memang rela kembali "turun gunung". Namun ia meyakini tidak ada alasan khusus di balik itu semua. 20 nama siap ia bawa naik pentas.
"Bicara alasan khusus sejujurnya tidak ada. Tapi memang skuat ini harus dipersiapkan lebih serius untuk berlaga di kompetisi IJL Mayapada U-13," tegas Salim.
"Kami bawa 20 pemain, salah satunya yaitu kiper Dzaki yang 2017 lalu pernah masuk skuat IJL All Stars U-11," sambung mantan penggawa Perkesa 78 itu.
Bicara soal formasi di atas lapangan nanti, Salim sendiri masih enggan terlalu membuka lebih jauh. Ia sendiri mengakui tim asuhannya minim pemain dengan level "bintang".
Karena itu kolektifitas antar lini diyakini akan jadi senjata tempur All Star Galapuri. Sistem yang solid jauh lebih penting bagi seorang Salim. Ketergantungan pada satu-dua pemain terus berusaha ditepisnya.
Jelas, saat ini Salim memang tidak butuh sosok Superman. Ia meyakini sepak bola bukan panggung one man show.
Selain itu, pria yang juga merupakan pendiri All Star Galapuri itu mengatakan dirinya masih buta dengan kekuatan lawan di babak penyisihan grup. Bicara target, filosofi nothing to lose tetap jadi pegangan.
"Pemain merata, saya selalu tekankan ke anak-anak bahwa sepak bola adalah permainan tim jadi tidak ada istilah pemain bintang di All Star Galapuri," ujarnya.
"Formasi? Kita lihat saja di atas lapangan nanti. Saya masih sangat buta kekuatan lawan, All Star Galapuri juga tidak mau pasang target muluk-muluk," tandas Salim yang sudah lama makan asam garam dalam kancah dunia kulit bundar Tanah Air tersebut.
Sesuai hasil drawing group, All Star Galapuri tergabung di Grup Sensation. Terbilang akan cukup seru melihat daya juang pasukan Salim Permana "mengacaukan" peta persaingan grup neraka.