IJL.Com- Tetes keringat bercampur air mata tumpah ruah dari wajah pemain KMJR Cilegon, Fauzul Iman. Hapus rasa pedih saatnya bangkit kapten!
Menangislah bila harus menangis karena kita semua manusia. Manusia bisa terluka, manusia pasti menangis dan manusia bisa mengambil hikmah.
Lirik lagu berjudul "Air Mata" yang dibawakan band kenamaan Tanah Air, Dewa nampaknya patut disematkan untuk bek KMJR Cilegon, Fauzul Iman. Akhir pekan kemarin air matanya baru saja membasahi Stadion Mini Cisauk, begitu pedih bercampur keringat yang ia kuras dengan hebatnya di laga ketat kontra Salfas Soccer.
Mimpi KMJR Cilegon untuk meraih kemenangan perdana di gelaran IJL Mayapada U-13 memang masih belum bisa terwujud. Bertemu Salfas di pekan ke-10 IJL Mayapada U-13 Grup Sensation dengan balutan pita hitam di lengan sebagai tanda belasungkawa musibah tsunami Selat Sunda, pasukan Kota Baja harus menyerah dengan skor tipis 0-1 lewat gol cepat Frayoga Wijaya.
"Iman merasa bersalah karena di detik-detik awal kick-off gol Salfas tercipta buah dari kecerobohannya sendiri. Anak ini merasa hal itu tidak seharusnya terjadi karena sebenarnya kondisi kami sedang on- fire," ujar pelatih KMJR, Harmawan Hidayat.
"Alhasil itu membuat permainannya menjadi tidak terkendali dan berimbas untuk kawan-kawannya yang lain. Sebagai pemimpin dia merasa gagal sehingga pada babak kedua Iman memberikan ban kapten ke Ahmad Munawar," jelas Awank sapaan akrab Harmawan Hidayat.
Iman juga terpaksa harus menepi akibat cedera menghampiri di tengah perjuangan timnya mengejar ketertinggalan. Praktis, rasa sedihnya makin menjadi-jadi.
Dalam satu momen, Iman bahkan sampai terlihat memukul-mukul tanah lapangan sebagai bentuk penyesalan. Hal yang sempat mengudang simpati dari kapten Salfas Soccer, Adam Restu Perdana.
"Iya betul ada sedikit cedera dan memaksakan terus bermain. Momen Iman berteriak keras karena ia sudah tidak bisa menahan rasa sakit dan nyeri makannya minta untuk segera diganti," tutur Awank.
"Sampai di bench, Iman langsung meminta maaf ke saya, ia mengakui kalau saat itu dikalahkan oleh rasa egois," ujar Awank lagi.
Meski demikian, Awank yakin anak asuhnya itu tidak akan lama-lama memendam kepedihan. Jelas, ada buah positif dipetik Iman saat laga kontra Salfas. Utamanya tentu soal etos kerja dengan penuh rasa tanggung jawab.
"Iman seorang pemimpin yang bertanggung jawab, dia juga dapat membangkitkan semangat rekan-rekan setimnya," tegas sang pelatih.
"Hanya saja memang kadang emosinya tidak dapat dibendung, makanya kemarin dia minta maaf sama saya dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi," sambung Awank seraya tersenyum.
Seusai laga, Iman memang terlihat sudah mulai bersiap move-on menatap laga-laga ke depan. Lewat akun Instagram pribadinya, ada pesan penuh motivasi dengan nada puitis dihembuskan.