IJL.Com- Meshaal Hamzah Basier Osman menunjukkan kelasnya bersama ASIOP Apacinti. Float like a butterfly, sting like a bee begitu kata petinju legendaris Amerika Serikat, Muhammad Ali.
ASIOP masih terlalu tangguh untuk lawannya di pekan keempat IJL Mayapada U-13 Grup Sensation, Java Soccer Academy. Tanpa ampun, Mutiara dari Senayan menggerus anak-anak Halimperdanakusuma lewat lima gol tanpa balas.
Meski tidak mencatatkan namanya di papan skor, ada satu pemain yang terus mencuri perhatian sepanjang jalannya laga. Adalah gelandang bertahan ASIOP, Meshaal Hamzah Basier Osman yang dimaksud.
Elegan. Mungkin itu kaya yang tepat untuk menggambarkan gaya permainan Meshaal di atas lapangan. Meski punya keunggulan dari segi postur tubuh, namun pemain bernomor punggung delapan itu tidak menghalalkan segala cara demi merebut bola, minim kontak fisik.
Visi bermain itu yang membuat Meshaal kian menunjukkan sinarnya. Bisa diberi label gelandang pivot, bergerak layaknya N'Golo Kante di skuat Chelsea.
Meminjam kata-kata dari Muhammad Ali yang berbunyi float like a butterfly, sting like a bee (melayang seperti kupu-kupu, menyengat seperti lebah). Tidak heran, barisan pemain JSA dibuat mati kutu oleh Meshaal. Kebetulan laga akhir pekan kemarin juga jadi debutnya di kompetisi Indonesia Junior League. Praktis, makin lengkap jadinya.
"Meshaal bermain di posisi nomor enam (defensive midfielder ) visi bermainnya bagus, tapi timming distribusi bolanya masih lambat," ujar pelatih ASIOP, Yayat Supriyatna.
"Tapi bagi saya dia tetap N'Golo Kante ASIOP," tambah Yayat tertawa lebar.
Yang menarik, Meshaal dan Kante sama-sama berdarah Afrika. Jika Kante kerap jadi bahan candaan rekan-rekan setimnya di Chelsea juga Timnas Perancis, Meshaal pun punya "nasib" yang sama.
"Iya orang tuanya dari Sudan, anaknya pendiam tapi lucu kalau sudah bicara, gaya humornya tinggi," ujar Yayat sembari tersenyum.
"Dia paling sering jadi bahan candaan teman-temannya di ASIOP, apalagi Meshaal sudah sangat fasih berbahasa Indonesia," ungkap Yayat lagi.
Meski demikian bicara kondisi di atas lapangan, Meshaal tidak akan bermain optimal tanpa buah ide Yayat sebagai seorang juru taktik. Peran anak asuhnya itu sebagai seorang ball winner praktis membuat kaki-kaki pemain JSA membeku sepanjang laga.
"Yes, Meshaal seorang ball winner dan saya tempatkan dia di tengah untuk meredam (memutus) serangan pemain tengah JSA. Ini juga berdasarkan analisa video yang saya tonton dari pertandingan mereka saat melawan Stoni Indonesia," ungkap Yayat.
Sebelumnya Yayat memang mengatakan video rekaman pertandingan jadi senjata utama sebelum anak-anak asuhnya turun di medan laga. Praktis, buah manis didapatkan.
Rasanya Yayat bisa jadi contoh barisan pelatih IJL Mayapada U-13 memanfaatkan rekaman video pertandingan mengingat laga-laga ke depannya akan terasa kian panas. Bisa jadi akan muncul duplikat Meshaal di tim-tim lain.
"Kolektifitas tim sudah mulai terlihat, rekaman pertandingan sangat membantu kita menciptakan topik serta tema latihan," jelas Yayat.
"Di pertandingan sebelumnya kita kesulitan membuat gol menghadapi tim yang bertahan sangat dalam (compact), melawan JSA kita banyak melakukan crossing dan tiga gol yang terjadi melalui skema umpan silang adalah buah manis latihan anak-anak beberapa hari terakhir," tutup Yayat.
ASIOP saat ini menempati peringkat pertama klasemen sementara IJL Mayapada U-13 Grup Sensation. Menarik ditunggu sepak terjang Meshaal di laga-laga selanjutnya.