Miftahul Rizky: Peluru Tajam FIFA Farmel




IJL.Com- Tidak ada yang berani menyangsikan tingginya tingkat konsistensi penggawa FIFA Farmel U-9, Miftahul Rizky. Mau starting line-up atau supersub sama-sama mematikan.

Empat gol yang dibukukan dari delapan laga jadi salah satu bukti sahih mahalnya kontribusi Miftahul Rizky di lini gempur FIFA Farmel U-9. Lebih daripada itu, Kiky (sapaan akrabnya) adalah pemain dengan tingkat konsistensi tinggi.

Lihat saja cara Kiky mengelabui lawannya, tidak hanya bermodal cepat namun juga penuh intuisi tajam. 2x12 menit dirasa masih kurang untuk unjuk gigi. Ya, winger terbaik di kelasnya.

"Saya sangat setuju kalau ada penilaian Kiky mempunyai tingkat konsistensi yang sangat tinggi. Kecepatan diimbangi determinasi yang sangat bagus," ujar pembesut Farmel U-9, Eko Budi Prabowo.



"Power juga di atas rata-rata seusianya. Ia ibarat peluru tajam di skuat kami," tegas Eko lagi.



Kiky memang bukan pemilik nomor punggung sembilan atau 10 yang di dunia sepak bola identik sebagai "hantu" untuk benteng pertahanan lawan. Namun faktanya, angka 14 tak kalah bertuah.

Di dunia sepak bola, nomor punggung 14 sejatinya memang tak kalah ikonik. Dari angka ini muncul nama-nama besar seperti Johan Cruyff sampai Thierry Henry.

"Kami sendiri yang memilihkan nomor punggung 14 untuk Kiky. Kenapa tidak 9 atau 10? Maaf menurut saya itu terlalu mainstream. Toh banyak penyerang hebat lahir bukan dari nomor keramat tersebut seperti misalnya Javier 'Chicharito' Hernandez atau Ole Gunnar Solskjaer," seru Eko.



Laksana peluru tajam yang siap ditembakkan kapan saja dari segala tempat dan waktu untuk melumpuhkan lawan, Kiky betul-betul "mematikan". Terakhir jala gawang Remci jadi saksi bisu.

"Bahkan bermain sebagai “super-sub” di laga kemarin versus Remci, Kiky bisa mencetak gol," ujar Eko.

"Sudah saya rotasi bermain sebagai “starting nine” atau “super sub”, Kiky siap kedua-duanya," tambah Eko seraya melempar decak penuh kagum.



Di Farmel U-9, Eko memang menegaskan tak ada istilah pemain yang tidak tergantikan. Dari bangku cadangan pun ia sudah menyemburkan aroma panas agar semua pemainnya tanpa terkecuali selalu siap tempur.

Usut punya usut, ia memang sudah jadi bagian trik Eko demi menjaga kolektifitas penampilan anak-anak asuhnya. Hasilnya, pelan-pelan terbukti.

"Cukup dengan support kalau sepak bola itu olahraga yang membutuhkan kerja sama tim maka siapapun yang cetak gol ya semua bisa merasakan kemenangan," ujar Eko.

"Dan dari situ juga saya membina dan mengedukasi anak-anak bahwa tidak ada yang namanya “star syndrome”," pungkas Eko seraya tersenyum lebar.




  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa