IJL.Com- Muhammad Ferdi buka-bukaan soal proses adaptasinya di skuat IJL Elite. Membangunkan macan tidur.
Adaptasi jadi salah satu pekerjaan rumah terbesar untuk seluruh pemain skuat IJL Elite. Tidak ada batas zona nyaman yang diterapkan oleh Mulyadi Mardizal. Kerja keras, kerja cerdas itu yang selalu ditekankan oleh sang juru taktik.
Muhammad Ferdi menyebutnya bukan sebuah kesulitan namun tantangan. Ketika sudah ada di atas lapangan pantang bagi dirinya untuk "balik kanan".
"Saya pribadi banyak ambil ilmu dari coach Mul. Banyak pengalaman baru didapat terutama soal kedisplinan dan kerjasama dalam sebuah tim," ujar Ferdi.
"Dia juga pandai memberi motivasi untuk anak-anak didiknya. Salah satu pesan dari coach Mul yang selalu saya pegang yaitu jangan mudah menyerah untuk membuat orang-orang di sekeliling kamu ikut bangga," tambah Ferdi seraya tersenyum.
Namun memang semenjak berseragam IJL Elite, sosok Ferdi yang sebelumnya dikenal "berisik" saat membela Garec's kini terlihat jauh lebih kalem. Apa karena ban kapten tidak lagi melingkar di lengannya? Ya, ini bisa jadi salah satu alasannya.
Praktis, ini juga jadi salah satu tugas Mulyadi untuk membangunkan "macan tidur". Gayung bersambut, Ferdi siap memberi sebuah pembuktian.
"Kalau dibilang gugup sih tidak, tapi saya memang masih beradaptasi betul dengan gaya permainan skuat IJL Elite," terang Ferdi.
"Tenang saja baru dua pertemuan, saya akan yakinkan coach Mul kalau Ferdi IJL Elite tidak berbeda dengan Ferdi Garec's, tetap garang," tegasnya lagi.
Ferdi juga mengaku banyak mencuri ilmu dari rekan-rekan setimnya di skuat IJL Elite. Salah satunya adalah Muhammad Tezar Briantama.
Menurutnya, Tezar memang pantas menyandang ban kapten IJL Elite. Ferdi juga menyadari butuh tanggung jawab besar di atas lapangan menyandang status el capitano.
"Pantas rasanya Tezar menyandang ban kapten di dua laga uji coba terakhir ini. Jiwa kepemimpinannya patut diacungi empat jempol," pungkas Ferdi.