IJL.Com- 2018 ini pelatih M'Private Soccer School, Mulyadi genap berusia 52 tahun. Namun catatan itu hanya sekadar hitungan angka, dunia bal-balan selalu membuat dirinya jauh lebih muda.
Fakta itu tidak terbantahkan. Kembali terjun langsung mengawal M'Private Soccer School di gelaran IJL Mayapada U-13, karakteristik Mul tidak pernah berubah. Meletup-letup dan selalu penuh gairah.
Baru-baru ini apresiasi tinggi baru ia dapatkan. Membawa M'Private Soccer School melangkahi Ragunan Soccer School lewat aksi gemilang, label pelatih terbaik pekan kedua Grup Phenomenon sukses dibawa pulang.
"Jujur, saya cukup kaget," ujar Mul.
"Karena di IJL sudah banyak pelatih muda yang bertalenta juga berbakat. Gengsi kompetisi ini sudah amat sangat besar sekali," sambung ayah dua anak itu.
Di tengah derasnya serbuan pelatih-pelatih muda di kompetisi Indonesia Junior League tiap musimnya, Mul masih terus eksis. Namun baginya regenerasi tetap jadi hal paling utama.
Tidak heran di pinggir lapangan ia dibantu sang putra, Aditya Nanda Saykada dan staf pelatih M'Private Soccer lainnya. Namun tangan dinginnya masih tetap terasa dan sangat dibutuhkan untuk M Kandias dan kawan-kawan.
"Saya ini sudah gaek, makanya saya senang di IJL Mayapada U-13 banyak pelatih muda. Sudah saatnya mereka berkarya," ujar Mul seraya tersenyum.
Ya, berkarya. Kata-kata itu yang selalu dipegang teguh oleh Mul setiap harinya saat mengawal mimpi anak-anak M'Private SS. 30 tahun terjun di level grassroot ia yakini hal tersebut bukan sekadar tuntutan profesi semata.
Kisah manis atau pengalaman pahit tak terhitung ia lukiskan, namun kejadian di tahun 2015 tak akan pernah bisa dilupakan. Hutan perbatasan Jonggol-Cianjur kawasan Jawa Barat pernah jadi saksinya.
"Saat itu bawa anak-anak tanding momennya pas mau berlaga di babak semifinal. Naasnya mobil kami mogok, koplingnya jebol dan sama sekali tidak bisa sampai ke tempat tujuan. Bayangkan saat itu sampai harus bermalam di hutan daerah Cianjur bersama delapan pemain kisaran usia 10 tahun, orang dewasanya saya hanya sendiri," tutur Mul.
"Terpaksa kendaraan ditinggal di hutan, anak-anak dievakuasi jam satu dinihari. Saya ikut ambil montir sama beli alat servis. Mana kendaraan sewaan pula," tambah Mul sambil geleng-geleng kepala.
Meski demikian Mul mengatakan tantangan seperti itu sudah bisa ia nikmati. Menurutnya bergelut di kelas SSB memang punya kenikmatan tersendiri. Tidak heran, di M'Private Soccer School ia lebih suka dipanggil ayah oleh anak didiknya daripada coach.
"Melatih anak-anak itu penuh tantangannya. Jangankan bicara soal passing, shooting, control, dribling di atas lapangan tapi mengajarkan mereka itu bisa memakai kaus kaki dan sepatu dengan benar saja perlu kesabaran ekstra loh," tutur salah satu pelatih IJL All Stars 2017 itu.
Kesabaran itu pula yang akan dibawa Mul saat kembali mengawal anak asuhnya berlaga di pekan kelima IJL Mayapada U-13 Grup Phenomenon, Minggu (11/11). Uniknya pelatih muda milik Garuda Junior, Dodi Nugroho sudah menunggunya di pinggir lapangan.
"Untuk di level youth, semua pelatih punya perform tidak jauh berbeda, kualitasnya rata-rata sama. Nah, tergantung anak-anaknya apa bisa mengaplikasikan yang sudah mereka dapat saat latihan ke sebuah pertandingan," tutup Mul yang mengaku mengidolakan pelatih legendaris Timnas Indonesia, Sinyo Aliandoe tersebut.