IJL.Com- Sentuhan tangan dingin pelatih Serpong Jaya, Latif kembali diuji pada gelaran IJL Mayapada U-13. Enggan terlalu banyak sesumbar, Black Panther akan bermain nothing to lose.
Siap. Ya, itu adalah kata yang pertama kali terlontar dari mulut pelatih Serpong Jaya, Latif perihal kondisi terakhir anak-anak asuhnya menyambut peluit kick-off IJL Mayapada U-13. Chemistry jadi salah satu modal utama tim berjuluk Black Panther tersebut.
"Alhamdulillah, persiapan kami sudah hampir sampai 100 persen," buka Latif.
"Skuat U-13 ini terdiri dari banyak pemain yang sudah lama berkumpul sejak usianya masih 10 tahun. Artinya, chemistry diantara anak-anak sangat membantu saya sebagai pelatih," tegas Latif.
Di atas lapangan nanti, pakem 4-4-2 jadi andalan Serpong Jaya. Dalam hal ini, kedalaman antar-lini jadi alasan sang pelatih memilih formasi klasik tersebut.
Faktanya, karakteristik anak-anak Serpong Jaya diakui Latif sudah cukup akrab dengan blue-print kultur sepak bola Inggris itu. Secara garis besar, 4-4-2 ia sebut juga lebih "membumi".
"Sudah ada bayangan, Serpong Jaya pakai 4-4-2. Saya memang lebih suka dengan formasi klasik tersebut. Area pertahanan dan lini tengah bisa lebih seimbang, sama kuatnya. Selain itu, formasi tersebut lebih mudah dipahami anak-anak asuhan saya," jelas Latif.
Meski demikian, pelatih yang keras kepala apalagi sampai disebut konservatif tak ada sama sekali dalam diri seorang Latif. Ia sendiri mengakui skema andalannya tersebut bukannya tanpa celah. Baginya, selalu banyak jalan menuju Roma.
"Berkaca dari proses latihan tim Serpong Jaya, saya akui formasi tersebut masih meninggalkan kelemahan, selalu ada evaluasi. Ya, siapa tahu ke depannya nanti bisa ketemu skema yang lebih bagus. Selalu saja ada kemungkinan," ucap pelatih yang sudah sejak 2011 membesut Black Panther.
Sepak terjang Serpong Jaya memang sangat ditunggu. Latif sendiri datang dengan label pelatih IJL All Stars U-11 2018, Black Panther ia antar sampai ke babak semifinal champions.
Di level U-11 kemarin, Latif memang lebih condong menerapkan strategi counter attack untuk tim asuhannya. Tak sampai disitu, beberapa kali ia membuat terapi kejut dengan meracik formula anyar di tengah jalannya pertandingan. Alhasil, gaya permainan Serpong Jaya jadi lebih sulit ditebak.
Tentu saja, sentuhan tangan dingin Latif menarik untuk kembali diikuti. Namun, ia mengakui perjalanannya akan jauh lebih berat. Praktis, dirinya tak mau terlalu banyak sesumbar. Meminjam istilah legenda Timnas Indonesia yakni Bambang Pamungkas, Serpong Jaya nampaknya lebih siap terbang di bawah radar.
"Target kami tidak mau terlalu tinggi, sudah lolos dari fase grup saja sudah puas. Level U-13 ini persaingannya akan jauh lebih berat, beda jauh dengan U-11 kemarin," ujarnya.
"Kami nothing to lose saja supaya anak-anak bermain tanpa beban," tutur Latif seraya tersenyum.