Pemain Terbaik Fase Knock-out 16 Besar IJL U-13: Bukan Membeli Kucing dalam Karung




IJL.Com- Panasnya delapan laga fase knockout 16 Besar Indonesia Junior League U-13 melahirkan deretan pemain terbaik yang begitu dinamis mencerna alur pertandingan sampai mengubah situasi permainan. Juru taktik dengan segudang strategi jadi bukti tak berlaku peribahasa 'seperti membeli kucing dalam karung'. 



Kiper: 


Pasca Fajar (Pelita Jaya SS) 

Serangan sporadis Garuda Junior tidak membuat Pasca kelimpungan, penempatan posisi dengan kuda-kuda yang kokoh memaksa barisan pemain lawan tidak banyak punya opsi mencari banyak ruang tembak. Cukup vokal mengatur koordinasi lini belakang Pelita, penjaga gawang yang bisa menjaga tempo permainan. 





Bek: 


M Raihan Afrizal (FU15FA)

Palang pintu yang bermain tanpa noda saat memutus rantai serangan lawan, rajin melepaskan intersep sehingga penyerang Young Warrior banyak hilang momentum di ujung jalan. Turut menyumbang satu gol dari skema tendangan bebas jarak jauh sebagai kunci kemenangan FU15FA. 




Rizky Aditya (Sparta)

Aktif menambal celah yang ditinggalkan rekan-rekan setimnya, sigap mencuri si kulit bundar dari kaki lawan di area terakhir pertahanan Sparta. Penampilan Rizky yang begitu tenang memancarkan aura positif untuk rekan-rekan setimnya, praktis penyerang Brazilian tak bisa terlalu mengembangkan kreativitas. 




Susilo Budi (Pelita Jaya SS) 

Berhasil memainkan peran ganda meneruskan tugas sang kolega, Danu Ainnuegroho yang terpaksa ke luar lapangan karena cedera, solid dan taktis menjaga kedalaman lini belakang Pelita. Orang pertama yang merusak sinyal serangan Garuda Junior, sapuan bola bersih Budi bernilai vital sebagai pilar kemenangan tim. 





Gelandang: 


Satrio Mega Insan (FIFA Farmel)

Pemantik serangan FIFA Farmel, visi Satrio saat menggiring dan memindahkan bola membuat lini tengah 'Jawara Rajawali' menjadi jauh lebih bergairah mengurung pertahanan Surya Bakti Cilegon. Menyumbang satu gol, tendangan bebas spektakuler yang membuat penjaga gawang lawan terperangah. 




Abdul Malik Rasyid (FIFA Farmel)

Gelandang jangkar yang berhasil menetralisir gaya permainan militan Surya Bakti Cilegon, berperan krusial menjaga kedalaman lini tengah sehingga dominasi permainan FIFA Farmel selalu terjaga. Visi berbalut kepala dingin Abdul patut diberi acungan jempol, tidak mudah terpengaruh "intimidasi" lawan sehingga menjadi contoh positif.




Fithran Widho (SMPIT Taruma FA) 

Ruh permainan SMPIT Taruma yang menjadi pusat perhatian di atas lapangan lewat bola-bola umpan daerah kental visi mumpuni, pergerakan Fithran terbilang cukup sulit ditangkap radar pertahanan Indonesia Rising Star. Cetak gol via tendangan menyusur, buah penyelesaian akhir begitu tenang nan matang. 




Azizu Milanesta (M'Private Soccer School) 

Berani pegang bola dan punya intuisi mewarnai naskah permainan membuat Nesta memegang kontribusi besar sebagai infrastruktur serangan M'Private, cerdik serta licin lepas dari kawalan ketat pemain Ocean Stars yang berpostur besar. Visi mumpuni diimbangi mental bertanding yang patut menjadi nilai tambah. 





Penyerang:


M Isfandyar (Prima Soccer School)

Agresif melepaskan penetrasi dan kuat pegang bola adalah dua atribut utama Isfandyar saat melucuti lini belakang Putra Sejati, determinasi dari sisi sayap lapangan membuat jantung pertahanan lawan pecah kongsi. Tampil sebagai pahlawan kemenangan Prima, dua gol langsung diborong lunas sebagai penentu langkah ke babak perempatfinal.




Masroor Ahmad (GRT)

Tumpuan lini depan GRT yang terbilang lihai membuka ruang untuk rekan-rekan setimnya, kekuatan Masroor dalam memegang bola cukup efektif menyedot dua bahkan tiga bek lawan. Insting khas predator mematikan, gol emas lewat sundulan kepala dilesakkan ke gawang D'Joe United sebagai penentu kemenangan. 




Yoga Lelo (Pelita Jaya SS)

Datang dari bangku supersub dan langsung mengubah alur permainan, begitu etos kerja Yoga yang punya peran efektif sebagai titik lini gempur Pelita dalam kurun waktu 10 menit terakhir. Sumbang satu gol dan satu assist, buah kejelian menyerap instruksi pelatih diubah menjadi energi pemecah kebuntuan. 





Pelatih:


Armen Bakir (Pelita Jaya SS) 

Jeli, cermat sekaligus tenang, bukan hanya mengantongi skenario A namun juga B bahkan C untuk kemudian diramu sesuai alur situasi jalannya pertandingan. Keberanian Armen menggelar rotasi pemain jelas pegang peranan penting termasuk saat pilar lini belakang yakni Danu Ainnuegroho terpaksa keluar karena cedera. Putar otak memanfaatkan kolektivitas tim, tidak heran nafas anak-anak Pelita Jaya begitu terjaga saat tengah dalam keadaan bertahan ataupun menyerang. Puncaknya ada saat memasukkan Yoga Lelo Permana dari bangku supersub, terapi kejut ia hantarkan untuk Garuda Junior. 





Cadangan:


Kiper: M Iqbal Ramadhan (D'Joe United) 


Bek: Firmansa (Putra Sejati), Biasyir Hamam (Prima Soccer School), Candra Syahputra (Brazilian SS LFA), Reifan Miftahul (GRT) 


Gelandang: M Nur Rohim (Garuda Junior), Ergun Firlansyah (Ocean Stars), Riva Arya (M'Private Soccer School), Zanadi Kordial (Indonesia Rising Star), Rifal (Sparta) 


Penyerang: Rehan van Basten (Young Warrior FA), Arka Dzaki (SMPIT Taruma FA), Wildan Fardhan (FU15FA) 


  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa