IJL.Com- Nama-nama lama kembali mengisi deretan pemain terbaik pekan ke-24 IJL U-13 Grup Sensation. Kontribusi besar untuk tim tetap jadi nilai utama, buah manis konsistensi memang tidak akan pernah lari kemana.
Kiper:
Dzaki Nurfaizi (All Star Galapuri)
Terhitung ada banyak penyelamatan krusial dibukukan Dzaki saat menahan badai gempuran Cipta Cendikia. Penempatan posisinya selalu tepat, pada satu sisi ia juga terbilang sangat tenang ketika berada dalam tekanan. Satu lagi, Dzaki juga jeli mengatur pagar hidup yang berulangkali sulit ditembus pemain lawan.
Bek:
Ressa Muhammad (CISS)
Tenang dalam membaca alur permainan cepat Brazilian membuat Ressa tampil cantik di lini belakang CISS, bek kalem yang punya reading the game sangat mumpuni. Begitu tangguh saat menghalau bola udara, sapuan Ressa selalu bernilai maksimal. Ressa juga handal dalam urusan duel satu lawan satu, tackelnya kerap memutus alur serangan balik Tim Samba.
Tezar Briantama (ASIOP)
Kemampuan Tezar sebagai bek dengan kualitas mumpuni semakin tidak terbantahkan, sigap dan taktis dalam duel satu lawan satu. Kecepatan Audy Laksono dari Stoni Indonesia ia redam dengan kepala dingin, bersih tanpa bunyi peluit wasit. Jiwa kepemimpinan bek bernomor punggung 12 itu bukan hanya modal individu namun juga punya kontribusi maksimal untuk rekan-rekan setimnya, penebar virus respect di atas rumput hijau.
Fauzul Iman (KMJR Cilegon)
Iman bermain lebih tenang sebagai jenderal lini belakang KMJR Cilegon, kemampuannya dirinya menangkal badai serangan tim lawan terbilang cukup elegan, tidak hanya bermodal militan. Ketepatan melepaskan tackle bersih kerap jadi pemutus momentum. Ia juga jadi sosok leader penjaga nyala api rekan-rekan setimnya.
Gelandang:
M Arief Firmansyah (CISS Soccer Skill)
Skill dan teknik Arief memang selalu berbanding lurus dengan intuisinya di atas lapangan, pemain yang rajin berpikir, penuh inovasi dan cepat ambil keputusan. Cetak dua gol ke gawang Brazilian Soccer School jadi bukti mentalitas pemilik nomor punggung 10. Kontribusnya untuk lini tengan dan depan CISS selalu punya nilai mahal.
M Rafly Ikram Selang (Cipta Cendikia FA)
Umpan direct ball Rafly kembali memanjakan rekan-rekan setimnya saat laga kontra FU15FA Bina Sentra, selalu tepat sasaran dan begitu sedap dipandang mata. Sumbang satu gol jadi bukti kontribusi besar bocah asal Ternate tersebut. Fisik yang prima membuat Rafly memang jadi pemain yang sulit tergantikan.
Satrio Mega Insan (Salfas Soccer)
Satrio kembali menemukan sentuhan terbaiknya, motor serangan Salfas di tengah badai gempuran ASTAM tidak membuat nyalinya ciut, Berhadapan dengan gelandang bertenaga kuda seperti Dzaky Fawwaz membuat dirinya bermain lebih elegan dan tenang menjaga tempo permainan. Cetak satu gol spektakuler dari tengah lapangan adalah bukti intelegensi Satrio.
Yazid Ahmad (KMJR Cilegon)
Manuver Yazid kerap membuat bala pertahanan FU15FA Bina Sentra jatuh bangun, tanpa lelah ia menjemput bola dari lini tengah hingga membuat sektor depan KMJR lebih bertenaga. Semakin dewasa sebagai titik penyeimbang Muhammad Ridho Amri, kecepatannya punya nilai mahal untuk KMJR. Amat rajin menjemput bola hingga memudahkan rekan-rekan setimnya mencari ruang.
Penyerang:
Najwaan Zidane (Brazilian Soccer School)
Ketenangan Zidane dalam duel satu lawan satu kian matang dari pekan ke pekan, tipe winger dengan akselerasi tajam yang tidak pernah kehabisan bensin membuat dirinya kerap membuat bek lawan pontang-panting. Dribbling yang kokoh membuat speed dan power Zidane terbilang sejalan, ada kontribusi lebih tidak hanya di sektor lini depan namun juga tengah Brazilian.
Odilo Pinutusta (ASIOP)
Dua gol yang dicetak Pintu ke gawang Stoni jadi bukti kecerdikannya sebagai penyerang bernomor punggung "sembilan", predator ulung di dalam kotak penalti lawan. Untuk ukuran pemain seusianya, kejelian Pinu mencari posisi adalah yang terbaik di kelasnya, cerdik ambil momentum. Tidak terlalu banyak mengeluarkan skill dan teknik individu namun naluri sekaligus instingnya dalam urusan menjebol gawang lawan adalah bukti kapasitasnya sebagai juru gedor jempolan.
Alfin Alfareza (ASTAM)
Penyelamat ASTAM saat laga kontra Salfas Soccer, sundulannya di menit-menit akhir membuat laga ditutup dengan hasil imbang, sigap cari posisi, tepat ambil bola rebound dan begitu liar hingga sulit ditangkap radar tim lawan. Lebih daripada itu, aksi Reza di sisi sayap ASTAM memang memaksa dua sampai tiga pemain Salfas tersedot konsentrasinya. Pemain yang punya mentalitas bertanding sangat kokoh dan tangguh, pantang menyerah sampai peluit akhir dibunyikan.
Pelatih:
Harmawan Hidayat (KMJR Cilegon)
Awank, sapaan akrab Harmawan Hidayat sukses menjaga kestabilan tempo permainan timnya sepanjang 2x25 menit jalannya laga. Ada kalanya mendikte serangan lawan namun juga banyak momentum diciptakan lewat skema counter-attack lewat poros Muhammad Raidil dan Yazid Ahmad, hasilnya terbilang sangat efektif memaksa gelandang FU15FA Bina Sentra terkonsentrasi membantu lini pertahanan. Rotasi pemain juga berjalan efektif demi memperkuat tembok pertahanan sampai pemecah kebuntuan didapatkan lewat skema tendangan bebas.
Cadangan:
Kiper: Dwi Putra (BMIFA)
Bek: Temmy Saputra (FU15FA Bina Sentra), Zee Syabany (Maesa Cijantung), Nail Kamal (B24HABS), Nawaf Herviza (Stoni Indonesia)
Gelandang: Adam Restu Perdana (Salfas Soccer), Muthi Dzulkarnaen (Cipta Cendikia FA), Dzaky Fawwaz (ASTAM), Mardiansyah Alfarizi (BMIFA)
Penyerang: Xavier Alexei Sulaeman (Brazilian Soccer School), Abdullah Yasin (ASIOP)