Indonesiajuniorleague.com - Bermaterikan komposisi pemain dengan muka-muka lama jadi salah satu warna tersendiri untuk skuat Pro: Direct Academy (PDA) U-11 saat berlaga di kompetisi IJL Mayapada 2018. Kehadiran pelatih muda dengan motivasi tinggi seperti Nur Ichwan jadi hal yang tak bisa dipandang sebelah mata.
PDA U-11 sudah siap untuk kembali berlaga di kompetisi IJL Mayapada. Hasil 2017 lalu dimana mereka nangkring di posisi kelima kategori plate sudah jadi catatan tersendiri untuk manajemen dan tim pelatih.
Di IJL Mayapada 2018 sendiri, PDA tidak banyak mengalami perubahan dari segi komposisi pemain dibanding edisi sebelumnya. Jelas, itu bisa jai keuntungan tersendiri ketika sudah berada di atas lapangan nanti.
“80 persen sudah siap untuk mengikuti IJL Mayapada, mulai dari komposisi tim dan kerjasama sudah mulai tumbuh dengan baik. Tidak ada pemain baru, semua sudah pernah bermain di IJL tahun lalu. Perihal motivasi mereka saya hanya membuat suasana persaingan antar pemain dengan baik dan sportif,” tegas sang pelatih, Nur Ichwan.
“Anak-anak U-11 ini memang 90 persen jebolan dari kompetisi IJL 2017, ditambah beberapa pemain terbaik U-9 yang masih berusia 10 tahun. Kembali jika bicara motivasi, mereka pasti akan berlomba-lomba bisa mendapatkan tempat di skuat U-11 musim 2018 ini. Sebagai pelatih, hal ini harus selalu saya jaga,” tambahnya.
Dari catatan selama program latihan jelang kick-off IJL Mayapada bergulir, Iwa juga mengaku masih ada beberapa PR yang harus ia benahi. Namun, ada beberapa individu pemain yang menurutnya siap membuat kejutan.
“Yang terpenting adalah mereka bisa bermain dengan rasa gembira, karena jika seperti itu anak-anak bisa mengeluarkan perfoma secara maksimal dengan apa yang didapatkan pada saat latihan lalu bisa teraplikasikan dengan baik saat pertandingan,” jelas coach Iwa, sapaan akrabnya.
“Dan satu hal juga yang sangat penting, mereka dapat perkembang secara individu, mulai dari segi teknik, fisik, visi bermain dan mental. Selain itu, berkaca dari tahun sebelumnya saya juga sudah punya catatan dalam hal evaluasi cara anak-anak saat bermain bertahan,” ucap pelatih jebolan Fakultas Ilmu Keolahragaan UNJ tersebut.
Bagi Iwa sendiri ini adalah kesempatan pertama bagi dirinya mencicipi kompetisi IJL menggantikan posisi sang kolega, Imam Ibnu Aqil yang lebih berkonsentrasi untuk tim U-9. Sama seperti barisan anak didiknya, motivasi berlipat juga dirasakan pelatih berusia 22 tahun itu.
“Secara pribadi, saya ingin anak-anak perindividu dapat mengerti bermain secara tim dari segi menyerang, bertahan dan transisi. Jika itu berjalan baik maka organisasi permainan di atas lapangan akan berjalan dengan lebih lancar juga. Saya tidak mau membebani mereka untuk mencapai target yang muluk-muluk, terpenting adalah mereka bisa bermain dengan have fun dan enjoy,” tandas pria kelahiran Jakarta, 5 Juni 1995 tersebut.
Dengan tambahan kekuatan pemain jebolan IJL 2017 U-9, performa PDA U-11 di IJL Mayapada 2018 nanti tentunya sangat patut diwaspadai. Seperti diketahui, di edisi tahun lalu anak-anak U-9 mampu menembus fase delapan besar hingga bercokol di rangking tiga terbaik.