Reuni Anak Ibu Kota




IJL.Com- Atmosfer Derby Della Capitale sampai juga di Stadion Mini Cisauk, Kabupaten Tangerang antara Indonesia Muda Utara versus Garec's 1978. Sarat gengsi diselipi aroma reuni.

Anak-anak Indonesia Muda Utara (IMUT) sudah tidak sabar kembali menginjakkan kaki di Stadion Mini Cisauk. Terakhir kali berlaga satu bulan yang lalu membuat animo Ahmad Bayhaqi Cs semakin tak terbendung lagi.

Sisi positifnya, IMUT punya persiapan matang. Di lain hal ada tekad bulat diusung tim asuhan Mario Agustinus Lalumedja tersebut.

"Persiapan cukup lama juga karena libur kompetisi serta ada pergeseran jadwal kontra Garec's. Kami terbantu dengan waktu yang panjang sehingga anak-anak lebih matang artinya bisa lebih fokus kepada kekurangan tim terutama dalam hal mencetak gol," ungkap Mario.



Dari lima laga, lini depan IMUT harus diakui memang masih jauh dari kata sempurna. Meski demikian masih banyak sisi positif dipetik Mario dari anak-anak asuhnya.

"Latihan terakhir lebih ditekankan untuk sektor depan. Secara keseluruhan antar lini kekuatan tim sebenarnya makin padu," jelas Mario.



"Tim kami kalau dilihat dari statistik banyak menguasai pertandingan hanya masih kurang konsentrasi di menit-menit akhir," sambung pelatih berlisensi C AFC itu.





Mario meyakini laga versus Garec's bisa jadi ajang pembuktian tim asuhannya. Makin seru mengingat pertemuan kedua tim dilabeli partai Derby Della Capitale (duel tim Ibu Kota).

Mario bahkan tak segan menyebut wakil Jakarta Barat itu sebagai tim rival. Seperti diketahui IMUT dan Garec's adalah kontestan IJL edisi pertama di Waduk Pluit. Jelas, ada aroma reuni pula di atas lapangan.

"Selain motivasi untuk mencetak gol juga ada semangat kuat bermain sebaik mungkin dan bisa mengalahkan rival kami semenjak di IJL edisi pertama yaitu Garec's," tegas Mario.



"Untuk pertandingan besok kami akan terus menyerang secara terbuka dan berusaha untuk dapat mencetak gol. Harus ada pembuktian nanti," ujar Mario.



Racikan mutakhir pun telah disiapkan Mario untuk membungkam sang rival. Tridente maut sudah ia siapkan di lini depan.

"Kami akan coba bermain dengan tiga ujung tombak di depan sekaligus untuk membuka kran gol serta melakukan pressing-pressing ketat di daerah pertahanan lawan," ujar Mario lagi.



Meski demikian Mario tak mau anak asuhnya keasikan menyerang. Sang juru taktik menyadari Garec's adalah salah satu tim yang belum terkalahkan. Paling kentara soal keistimewaan Garec's memanfaatkan skema tendangan bebas. Adalah Dzuhri Rayyan yang bisa saja membuat IMUT tersungkur.

Dzuhri harus diakui adalah pemain dengan karakteristik unik saat melepaskan tendangan bebas. Tidak hanya membidik tiang jauh, ia juga lihai mengintip celah pagar hidup pemain lawan dan hasilnya sepakan menyusur tanah kerap berbuah manis.

[16122018] TAJIMALELA FA VS GAREC'S 1978

"Saya betul-betul pelajari Garec's lewat video rekaman pertandingan. Soal tendangan bebas yang jelas kami enggan buat pelanggaran pelanggaran tidak perlu di daerah dekat kotak penalti," pungkas Mario.





IMUT saat ini masih terjebak di peringkat ke-13 klasemen sementara Grup Phenomenon. Sedangkan Garecs ada di posisi kelima lewat raihan 16 poin dari lima laga.


  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa