Sugeng Waluyo; Mantan Juragan Minyak yang Rela Banting Setir




IJL.Com- Sempat menekuni dunia usaha hingga sampai gulung tikar jadi kisah perjalanan yang tak mungkin bisa dihapus oleh pendiri Tajimalela FA, Sugeng Waluyo. Tawa riang bocah-bocah cilik di atas rumput hijau jadi obat mujarab untuk dirinya.

Jalan hidup tiap orang memang berbeda-beda. Pahit manisnya harus selalu dihadapi dengan senyuman. Kata pepatah, badai pasti berlalu dan semua akan indah pada waktunya.

Begitu pula yang dialami oleh Sugeng Waluyo, pelatih kepala sekaligus founder Tajimalela FA. Faktanya, sebelum terjun di level sepak bola usia dini dirinya adalah seorang juragan minyak tanah.

"Lima tahun saya punya usaha sendiri, jadi agen minyak tanah, waktu masih jaman ibu Presiden Megawati Soekarnoputri. Waktu itu sampai punya 10 karyawan saya," tutur Sugeng.



Namun nasib harus berkata lain, usaha Sugeng yang ia bangun bersama sang istri harus gulung tikar. Adanya kebijakan pemerintah jadi salah satu alasannya. Cobaan besar di depan matanya saat itu.

"Terpaksa tutup karena waktu itu ada kebijakan pemerintah untuk beralih dari minyak tanah ke gas. Alhasil usaha saya bersama istri benar-benar kolaps," tambah pria berusia 41 tahun tersebut.



Meski demikian, Sugeng sadar hidup harus terus berjalan. Kebetulan saat masih muda dulu dirinya aktif sebagai pesepak bola bahkan pernah membawa harum nama Kota Bekasi.

Modal tersebut yang jadi pegangan Sugeng untuk terus menatap masa depan, apalagi saat usahanya bangkrut ia punya tanggungan anak yang masih sangat kecil. Gusti mboten sare, dunia kulit bundar jadi ladang dirinya kembali merajut mimpi.

"Saat usaha bangkrut, saya langsung putuskan untuk ambil lisensi kepelatihan D Nasional. Ya beralih ke pembinaan sepak bola usia dini. Pertama kali melatih di Maisa Bekasi," ungkapnya.

"Alhamdulillah, sekarang juga bekerja di Dispora Kota Bekasi walaupun masih sebagai tenaga kerja kontrak. Tapi proses saya masuk ke sana itu yang tidak mudah, beruntung ada jalur prestasi karena dulu pernah bawa Bekasi raih medali emas ajang Porda dan perak di PON," terang ayah dua anak itu.



Setelah hijrah dari Maisa, Sugeng mendirikan Tajimalela FA. Namun prosesnya tidak semudah mengedipkan mata. Siapa sangka, dirinya dapat dorongan langsung dari keluarga besar militer dalam hal ini Batalyon Infanteri Mekanis 202.

Bak roda pedati, hidup memang harus terus berputar. Mantan juragan minyak itu kini sedang sibuk mencari generasi pemain berbakat yang siap lahir dari Kota Patriot.

"Tadinya saya memang melatih anak-anak Maisa di Lapangan 202 Tajimalela. Ada komandan disana namanya Serda Sujawo melihat saya dan menawarkan untuk bentuk SSB Tajimalela. Saya sendiri bukan berasal dari keluarga militer, warga sipil biasa," beber Sugeng.



"Tawaran tersebut tidak langsung saya terima karena waktu itu masih punya tanggung jawab di Maisa. Setelah dipikir matang-matang, baru saya ambil ajakan tersebut hingga lahir Tajimalela FA pada 2012. Terpanggil untuk benar-benar fokus di sepak bola usia muda," ucapnya. 



Sampai kapanpun, Sugeng memang masih ingat betul proses dirinya harus jatuh bangun melupakan kisah pahit yang sempat menimpanya. Namun, tawa riang bocah-bocah cilik di atas rumput hijau jadi obat mujarab untuk pria asli Bekasi itu.

"Anak-anak ini masih sangat lugu dan riang, rasanya senang selalu bertemu mereka di lapangan," sebutnya.

"Ya bisa dibilang untuk melupakan momen pahit saat usaha saya yang bangkrut itu lah," tandas Sugeng seraya tertawa lebar.





  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa