IJL.Com- Menelusuri Parung, Kabupaten Bogor maka kurang afdol rasanya jika tidak menikmati tahu Iwul. "Doping" yang sangat ditunggu pasukan Parung Soccer School (PaSS) setiap menunggu bedug magrib selama menjalani ibadah puasa.
Tidak salah rasanya Bogor mendapat julukan surga kuliner. Dari tengah kota sampai pelosok desa, berbagai macam variasi makanan menggugah selera dengan mudah ditemukan.
Salah satunya di Kampung Iwul, Bojong Sempu, Kabupaten Bogor. Desa yang terletak di kecamatan Parung itu sudah terkenal sebagai sentra pembuatan makanan berdasar bahan kedelai yang sudah sangat akrab di lidah orang Indonesia. Ya, apalagi kalau bukan tahu.
Yang unik, kuliner khas Parung ini memang punya hak paten tersendiri. Selain rasanya yang gurih dan renyah, lebih padat serta bebas bahan pengawet, pembuatannya pun dilakukan secara turun temurun. Sudah dari 1945, tahu Iwul tegak berdiri menerjang jaman.
Seperti itu pula yang dirasakan salah satu tim kontestan IJL Mayapada 2018, Parung Soccer School. Setiap bulan puasa tiba, makanan yang paling ditunggu saat bedug magrib tiba tentunya adalah tahu Iwul. Ada sebuah tradisi lokal selalu mereka jaga.
"Di minggu ketiga nanti, PaSS baru mengadakan acara buka puasa bersama, ya pasti yang paling ditunggu adalah makan tahu Iwul ramai-ramai," ucap head coach PaSS, Imam Nugraha.
"Kebetulan persis di dekat lapangan PaSS ada pabriknya," sambung Imam.
Nikmatnya menyantap tahu Iwul memang disebut Imam bisa membuat banyak orang lupa diri. Apalagi jika sudah ditemani cabai rawit. Tidak cukup hanya satu yang mampir di lidah.
"Dengan atau tanpa nasi sama saja, tahu Iwul tetap enak. Digoreng setengah matang kemudia disantap selagi hangat. Apalagi kalau ditambah pakai cabai rawit makin terasa nikmatnya," tuturnya.
"Pasti bakalan nambah, anak-anak saja bisa habis sampai lima," tambah Imam seraya tertawa.
Imam sendiri tidak menolak jika tim asuhannya dikaitkan dengan kebesaran nama tahu Iwul. Bahkan warna jersey jadi unsur paling kentara.
Faktanya memang, sinergi positif perlahan mulai tercipta. Bahkan tercatat, salah satu penggawa PaSS sendiri adalah anak dari sang juragan tahu.
"Seragam kebesaran PaSS itu kan kuning, warna yang identik dengan tahu. Setidaknya ingin tunjukkan darimana kami berasal," terang Imam.
"Ya mayoritas warga di sini kan bekerja jadi perajin tahu Iwul. Salah satu pemain PaSS sendiri ayahnya buka home industri," tuturnyam
"Anggap saja tahu Iwul ini semacam "doping" agar anak-anak PaSS bisa kuat menjaga impian mereka jadi pesepak bola profesional," ujar Imam tersenyum lebar.