Tak Alergi "Reshuffle", Maesa Semakin Demokratis




IJL.Com- Kebijakan demokratis Gilang Ginarsa membuat unjuk kerja alias performa anak-anak Maesa Cijantung U-11 kian nyetel. Tak alergi "reshuffle", pantang terputus hanya gegara jeda kompetisi.

Sama sekali belum terkalahkan dari 17 laga menjadi bukti anak-anak Maesa tidak bisa dipandang sebelah mata di kancah Indonesia Junior League U-11 musim ini. Nangkring di posisi ketiga tabel klasemen sementara Grup B Sensation, tiket fase Champions semakin dekat untuk disegel.

Pergantian nahkoda pelatih dari Warya Sunarya yang tengah beristirahat untuk diteruskan ke sang kolega, Gilang Ginarsa, tidak mengurangi daya dobrak dan determinasi pasukan Cijantung. Bongkar pasang amunisi bukan jadi alasan performa melorot drastis.

Terbukti di pekan kesembilan IJL U-11, Minggu (11/4), derasnya badai ombak kompetisi bisa kembali dilewati. Menang tipis atas BMIFA dan bermain imbang tanpa gol kontra B24HABS sudah cukup membuat Gilang mengumbar senyum.

"Alhamdulillah, saya bersyukur adik-adik bisa memberikan performa terbaiknya. Seperti diketahui, di pertengahan pekan kami ditinggal banyak pemain yang notabene adalah pilar tim, namun saya dan rekan-rekan pelatih percaya dengan kemampuan komposisi yang masih ada. Semua karena kerja keras serta keinginan mereka semua untuk bisa menjawab kepercayaan yang diberikan," ujar Gilang.



"Benar-benar bersyukur melihat daya juang serta kekompakan adik-adik yang membuat Maesa bisa memperbaiki peringkat di tabel klasemen," seru Gilang lagi.



Di satu sisi, Maesa juga semakin demokratis. Rotasi pemain yang sudah digaungkan sejak awal musim ternyata bukan pepesan kosong.

"Reshuffle" alias pergantian pemain secara serempak jadi kebiasaan skuat Maesa. Berbondong-bondong nafas segar masuk ke atas lapangan guna memberi aroma berbeda.

Wajar saja, ledakan Maesa tiap menitnya sulit diterka. Kebijakan demokratis berbuah performa impresif, lini ke lini ya jelas makin nyetel.

"Maesa mendaftarkan banyak pemain, makanya sistem rotasi jadi senjata utama. Pada dasarnya, kompetisi atau turnamen sepak bola usia dini itu adalah wadah mereka untuk mengetahui sejauh mana hasil dari latihan serta apa hal-hal yang didapat dengan cara mencari banyak pengalaman," ujar Gilang.



"Jadi saya selalu berusaha bagaimana caranya memberikan porsi bermain yang sama untuk adik-adik di Maesa. Makanya saat dari awal tahu ada regulasi supersub di IJL, jelas saya sangat antusias dan amat setuju," tambah pelatih berlisensi C AFC itu seraya tersenyum lebar.





Gelaran kompetisi IJL saat ini tengah memasuki jeda masa puasa dan libur lebaran. Sebagai pelaku dunia kulit bundar Tanah Air yang masih aktif membabat rumput hijau di level kasta tertinggi, Gilang tentu paham betul bagaimana kiat menjaga kondisi guna terus mengencangkan ikat pinggang.

"Minimal tetap berlatih di rumah agar fisiknya tetap terjaga dari performa yang sudah didapat sebelumnya. Jaga supaya tidak terlalu jauh turun performanya saat kompetisi pelan-pelan sudah mulai lagi," ujar Gilang.



"Untuk para orang tua, saya mohon jangan bosan-bosan selalu diingatkan anak-anaknya agar tetap menjaga kondisi di rumah. Menjaga asupan gizi dan makanan selama berpuasa walaupun secara sederhana tetapi itu sangat penting," tandas eks pemain Arema, PSIS Semarang dan Madura United itu.




  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa