Terbius Regulasi Anyar IJL Mayapada 2018, GMSA U-9 Serasa Bermain di Piala Dunia




IJL.Com- Garuda Muda Soccer Academy (GMSA) U-9 menutup perjuangan mereka di kompetisi IJL Mayapada 2018 lewat sebuah laga dramatis. Regulasi anyar berupa babak extra-time format 3 on 3 yang digunakan di atas lapangan membuat Raffael Berlian Cs serasa bermain di ajang Piala Dunia.

GMSA U-9 gagal mengulangi prestasi musim lalu saat berhasil menembus fase empat besar champions. 2018 ini, persaingan memang jauh lebih ketat sehingga mereka harus puas menutup laga di kompetisi IJL Mayapada lewat kategori plate-cup.

Di ajang plate-cup, harapan GMSA menembus babak semifinal memang sudah pupus. Seperti diketahui, mereka kalah saing dengan Pro: Direct Academy yang sukses nangkring di peringkat pertama dengan raihan sembilan poin.

Namun rasanya GMSA tidak perlu meratapi kegagalan tersebut secara berlebihan. Pasalnya, di laga terakhir kontra All Star Galapuri semangat tempur terus digelorakan di atas lapangan. Hasilnya, kemenangan mampu diraih lewat babak perpanjangan waktu.

Ya, setelah bermain imbang 1-1 di waktu normal, keringat pemain GMSA lebih dikuras lagi di babak extra-time. Di tengah cederanya bek andalan Sabian Menggala Sugito yang tetap memaksakan bermain, pada akhirnya gol emas Raffael Berlian mampu jadi pelipur lara.


Bagi GMSA, kemenangan atas All Star Galapuri punya nilai dan kenangan tersendiri. Bukan soal keberhasilan pulang dengan kepala tegak namun lebih kepada etos kerja Sabian dan kawan-kawan.

"Tidak terasa minggu kemarin adalah pertandingan terakhir GMSA U-9 di IJL musim ini. Rentetan panjang pertandingan diakhiri dengan pertandingan melawan All Star Galapuri, bak semifinal Piala Dunia laga yang dimenangi oleh anak-anak dengan skor 2-1 harus diakhiri dengan extra time," tulis GMSA dalam akun Instagram resmi mereka.



"Sungguh pertandingan yang menguras tenaga, pikiran dan perasaan campur aduk. Ini bukan tentang menang atau kalah tapi tentang sebuah etos kerja tentang sebuah kedisiplinan, semangat dan kerja keras," sambung tim yang bermarkas di Stadion Perigi Lama tersebut.



Tidak hanya pemain yang mendapat pujian dari manajemen GMSA. Pengorbanan pemain ke-10 alias suporter di pinggir lapangan juga tak bisa dilupakan. Ogah peduli menang atau kalah, setidaknya teriakan motivasi mereka dapat menjaga semangat juang tanpa henti pasukan garuda.

"Tak lupa ucapan maha terima kasih kepada suporter kesepuluh (all parents) tanpa kalian tidak mungkin anak bisa sejauh ini, tanpa kalian GMSA bukan apa-apa. Besar harapan kami dari manajemen agar kita tetap bersinergi demi keberhasilan anak-anak di masa yang akan datang," harap GMSA.



Pun begitu dengan sang pelatih, Akhmad Naufaldi, meski gagal mengantar GMSA melaju ke semifinal, praktis tugasnya tidak akan selesai begitu saja. Ya, justru tantangan jauh lebih besar akan didapatkan pasca kompetisi IJL Mayapada 2018 berakhir.

"Terakhir, tak lupa perjuangan seorang coach Akhmad Naufaldi yang membuat tim ini sangat solid. Terimakasih telah membimbing anak-anak dari nol, semula bukan apa-apa menjadi anak yang membanggakan buat kedua orangtua. Kami bangga coach," tutup pernyataan resmi GMSA.





  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa