IJL.Com- Aryabima Trah Aditya yang dulu bukanlah yang sekarang. Terbang ke Barcelona, membuka gerbang lebih besar.
Sepak bola bukan hanya soal menang dan kalah. Cium medali ataupun angkat trofi adalah bentuk buah penebusan bahwa proses memang tidak pernah mengkhianati hasil.
Di level akar rumput, pembentukan karakter individu pemain jadi nilai utama prinsip sepak bola. Pondasi nilai-nilai kehidupan dibangun secara perlahan-lahan guna bekal masa depan, patut dicatat ini jauh berbeda dengan alur cerita sinetron kejar tayang.
Seperti yang dipetik oleh penggawa D'Joe FC U-11, Aryabima Trah Aditya. Tiga musim berturut-turut berlaga di gelaran Indonesia Junior League membuat mental pemain kelahiran 10 Februari 2009 itu semakin terasah tidak hanya di dalam tetapi juga luar lapangan.
Tidak percuma rasanya gelar label pemain IJL All Stars pernah didulang siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Lauzah itu saat masih berseragam CISS selama dua musim beruntun. Lagi-lagi, ada sebuah bentuk penegasan kalau proses memang tidak pernah mengkhianati hasil.
"Dulu waktu IJL masih di gelar di Bandara Soekarno-Hatta Angkasa Pura 2 sampai Puspiptek, Aryabima itu untuk urusan ikat tali sepatu saja masih minta bantuan orangtuanya, manjanya minta ampun. Selesai bermain, jersey yang habis ia pakai pun tinggal lempar, begitu pun dengan sepatu, cuci-cuci selalu urusan mamanya," ujar sang ayah, Adhitya Krisna.
"Sekarang ia sudah banyak berubah drastis sekali, apa yang didapatnya selama di atas lapangan mulai dituangkan dalam kehidupan sehari-hari, utamanya Aryabima sudah mulai mengerti arti sebuah tanggung jawab," tambah Aditya.
Amat wajar rasanya Aditya begitu bangga melihat tumbuh kembang sang anak walau barang satu jengkal pun. Seperti ada seutas doa yang tidak bisa diterjemahkan dalam untaian kata.
Senyumnya makin semringah manakala menceritakan rencana Aryabima untuk terbang ke Barcelona, Spanyol. Faktanya, ada sebuah perjuangan yang tidak semudah membalikkan telapak tangan.
"Alhamdulillah, dapat kesempatan terbang ke Barcelona untuk mengikuti ajang Milo Football Championship. Nanti sekitar sembilan hari dia ada di sana mulai dari 30 Juli ," ujar Aditya.
"Bangga tentunya itu pasti, tidak pernah terbayang Aryabima adalah satu dari delapan anak yang bisa mendapat kesempatan menimba ilmu di Barcelona, sebelumnya ia harus bersaing dengan 10.000 lebih peserta dari seluruh penjuru Indonesia yang tersebar dari 160 sekolah," ujar Aditya.
"Oh iya, dia juga satu-satunya anak yang mewakili Tangerang Selatan, kebanyakan dari Bandung," tambah Aditya seraya kembali mengucap syukur.
Aditya juga tidak henti mengucapkan terima kasih atas kontribusi IJL yang punya komitmen besar menciptakan panggung terbaik hingga bisa membentuk mental seorang Aryabima. Pesan manis pun tak lupa ia tiupkan.
"Bisa dibilang Aryabima tidak bisa menjadi seperti sekarang ini tanpa sumbangsih besar IJL, kesempatan membela skuat All Stars adalah bentuk kepercayaan yang mahal harganya. Kami tahu komite pemain memilih tidak hanya soal skill dan teknik individu, berapa banyak tim meraih kemenangan dan cetak gol tapi paling besar yaitu attitude sekaligus karakter dan semakin lama Aryabima memahami hal tersebut," ujar Aditya.
"Di Barcelona nanti meskipun hanya sembilan hari ia akan jauh dari orangtua dan saya harap Aryabima bisa semakin membuktikan dirinya sekarang bukan lagi yang dulu. Bayar kepercayaan yang telah ia dapatkan, lakukan yang terbaik," tandas Aditya.