IJL.Com- Yasmin Aprilianti jelas bukan sekadar pemanis di lini belakang Putra Jaya U-9. Tak kenal kata sungkan membuat lutut penyerang tim lawan gemetar.
Putra Jaya masih terjebak di dasar klasemen Grup A Phenomenon IJL U-9. Dari delapan laga yang sudah dilakoni, tim asal Pondok Aren, Tangerang Selatan tersebut baru mengantongi 12 poin.
Namun hasil di papan skor bukan target utama Putra Jaya. Mengorbitkan pemain dengan potensi tersembunyi jadi marwah sejati. Percaya kalau proses tidak pernah mengkhianati hasil.
Proses itu pelan-pelan ingin dipetik salah satu penggawa lini belakang Putra Jaya, Yasmin Aprilianti. Srikandi rumput hijau yang tak sungkan membuat lutut penyerang tim lawan gemetar.
Foto-foto hasil tangkapan IJL Crew jadi bukti bagaimana etos kerja Yasmin di area benteng pertahanan Putra Jaya. Melepaskan tackle dengan sigapnya, beradu badan tak kenal pikir panjang. Predikat jajaran pemain terbaik pekan ketiga IJL U-9 pantas disematkan.
Ya, Yasmin yang tak kenal pandang bulu. Dalam setiap langkahnya ia seakan ingin membuktikan sepak bola menembus batas gender. Emansipasi, bukan sekadar pemanis kata-kata semata.
"Alhamdulillah untuk anak yang satu ini memang beda. Semangat latihannya juga luar biasa, tidak pernah absen walaupun bentrok sama jadwal les di sekolahnya," ungkap sang pelatih sekaligus pendiri Putra Jaya, Junaidi Abdillah.
"Dia pasti selalu datang untuk latihan walaupun cuma setengah jam, ya pasti datang. Semangatnya justru jauh lebih tinggi daripada rekan-rekan setimnya yang kebanyakan laki-laki," jelas Zabrick, sapaan akrab sang pelatih.
Zabrick juga menambahkan, Yasmin tidak pernah kekurangan dukungan dari orangtua. Kebetulan sang ayah juga sudah sangat akrab dengan asam-garam rumput hijau.
"Saya sering berpesan ke Yasmin jangan terlalu berani duel satu lawan satu, banyak hati-hati tapi ya kita lihat sendiri bagaimana anak ini di atas lapangan jadi beda ceritanya," ujar Zabrick seraya tersenyum lebar.
"Sikap berani tanggung jawab dan sifat tidak mau kalahnya itu yang luar biasa," sambung Zabrick melempar decak kagum.
Zabrick sendiri berharap potensi tersembunyi Yasmin bisa terus dipompa dan tidak terbuang sia-sia. Jelas sudah saatnya pemangku kepentingan sepak bola Indonesia tidak lagi memandang "Srikandi Rumput Hijau" dengan sebelah mata.
"Itu yang paling penting, ada perhatian lebih untuk kemajuan sepak bola wanita di Indonesia. Mudah-mudahan saja nanti ada Liga 1 khusus pemain putri supaya mereka tidak malu-malu lagi menunjukkan kemampuannya," tandas Zabrick.