Yoga Aji; Tak Kenal Pandang Bulu




IJL.Com- Teritorial lini belakang bak "taman bermain" untuk pemain Tajimalela FA, Yoga Aji Saputra. Tak kenal pandang bulu, Sergio Ramos jadi panutan.

Tajimalela FA beruntung punya pemain sekelas Yoga Aji Saputra. Posisinya sebagai seorang pemain belakang begitu mumpuni, bek dengan skill juga teknik tinggi. 

Di beberapa kesempatan, posisi lini depan juga sanggup ia jabani. Kelasnya tak kalah, pergerakannya cukup membuat pemain lawan resah.

Yoga juga jadi satu-satunya pemain di kompetisi IJL Mayapada U-13 yang pernah masuk deretan pemain terbaik dengan dua posisi berbeda. Menariknya, itu ia lakukan dalam waktu dua pekan berturut-turut.

"Jujur, kalau saya sih lebih nyaman di posisi bek," ungkap Yoga.



"Tugas di posisi pemain bertahan itu berat karena harus punya tanggung jawab lebih besar agar tim tidak menerima kekalahan," sambungnya lagi.



Memacu adrenalin memang sudah jadi hobi Yoga di atas lapangan. Baginya tidak ada penyerang yang harus ditakuti.

Tidak heran nama bek Real Madrid, Sergio Ramos jadi panutan Yoga. Sama-sama trengginas, tak kenal kompromi, ogah pandang bulu dengan pemain lawan.

Terakhir, penyelamatan gemilang baru saja dicatatkan Yoga saat timnya berhadapan dengan M'Private Soccer School. Bola sepakan Bagas Prayoga yang bergulir sampai depan bibir gawang berhasil ia hempaskan, meski tidak mampu menyelamatkan Tajimalela dari kekalahan ada nilai positif didulang bek bernomor punggung 17 itu.

"Saya mengidolai Sergio Ramos. Ia bermain sangat tegas dalam bertahan dan disiplin serta turut andil dalam melakukan serangan," ujar Yoga.



"Tidak ada penyerang yang menakutkan bagi saya, semua sama, seorang bek tidak boleh memandang fisik lawan. Selain itu saya juga suka tantangan," tutur pemain yang akrab disapa Cemonk oleh rekan-rekan setimnya tersebut.





"Tapi saya menunggu momen untuk bertemu dengan Odilo Pinutusta, pemain ASIOP. Kami sudah lama bersahabat sejak masih berseragam Brazilian Soccer School," tambah Yoga.

[03022019] CISS SOCCER SKILL VS ASIOP APACINTI

Begitu optimistis memang karakter seorang Yoga. Posisi ban kapten kian membuat adrenalinnya semakin terbakar.

"Iya betul, tidak mudah menjadi seorang kapten tim. Bukan jadi sebuah beban tapi saya anggap lagi ini sebuah tantangan," jelasnya.



Meski demikian, Yoga sadar permainannya masih jauh dari kata sempurna. Introspeksi diri adalah kunci demi meraih puncak konsistensi.

Rekaman pertandingan jadi salah satu alat Yoga berbenah diri. Baginya selalu ada proses untuk belajar termasuk soal mengamati gaya permainan lawan.

Berhadapan dengan Pro: Direct Academy, Yoga tak segan "mengintip" kualitas Dzuhri Rayyan dan kawan-kawan. Totalitas itu sudah siap ia tunjukkan akhir pekan nanti.

"Berguna sekali adanya rekaman pertandingan. Saya bisa melihat kesalahan yang saya buat dan bisa memperbaiki diri untuk ke depannya," ujar Yoga seraya tersenyum.



"Saya juga sudah amati permainan Pro: Direct Academy, mereka punya pemain sayap yang sangat cepat," tandas Yoga.





Meski tengah dalam periode negatif, PDA tentunya bukan tim yang akan dengan mudah ditekuk Tajimalela. Yoga memang begitu menyadari potensi Galang Andrian, Nathan Fariel sampai Fabian Yafa bisa menyulitkan rekan-rekannya di lini belakang.



  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa