IJL.Com- Hattrick penggawa Jakarta Academy Soccer (JAS) U-9, Yusuf Zema Zein diliputi derai air mata. Nomor punggung 15, warisan yang tak ternilai harganya dari mendiang Raychan Adji Pangestu.
JAS tancap gas dalam lanjutan laga pekan kedua Indonesia Junior League (IJL) U-9, Minggu (13/2). Total ada delapan poin berhak dibawa pulang berkat kemenangan atas Young Warrior (1-0) dan Salfas Soccer (3-1).
Yusuf Zema Zein menjadi buah bibir saat laga JAS versus Salfas. Bukan tanpa sebab, ada goresan hat-trick ia lukiskan.
Zema memetik buah manis dari balik penampilannya yang begitu spartan. Gigih dalam bertahan dan agresif saat menyerang. Paket komplet, tidak heran ia masuk dalam jajaran team of the week 1 IJL U-9.
Ditemui seusai laga, wajah Zema nampak berbunga-bunga. Dari sorot matanya yang begitu polos, ada pesan tulus hendak ia kirimkan.
"Saya kaget sekali bisa bikin tiga gol. Ini mau saya persembahkan buat mas (kakak) saya yang baru meninggal bulan kemarin," ujar Zema dengan nada polosnya.
"Saya pakai nomor punggung 15 karena pernah dipakai kakak saya waktu dia main bola," sambung bocah kelahiran 12 Agustus 2012 tersebut.
Zema adalah adik dari almarhum Raychan Adji Pangestu, pesepak bola berusia 18 tahun yang meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan lalu lintas di daerah Banyuwangi, Jawa Timur pada Senin, 3 Januari 2022 lalu. Saat itu, Raychan bersama satu rekan setimnya dan staf operasional tim tengah melakukan perjalanan darat menuju ke Bali setelah mendapat panggilan untuk promosi memperkuat Persikabo senior dalam lanjutan laga Liga 1 Series 4.
"Saya benar-benar terharu mas Zema bisa bikin gol hari ini. Ia benar-benar ingin melanjutkan perjuangan kakaknya. Insya Allah," tutur sang ayah, Paiman Aji Lesmono.
"Jujur mas, sampai hari ini saya masih sering menangis kalau ingat Raychan. Lihat tadi Zema bikin gol, saya jadi semakin teringat sosok Raychan. Terharu dan sedih, campur aduk rasanya," ujar Paiman seraya menyeka air matanya.
Bagi Paiman, Raychan jelas tidak bisa tergantikan. Menurutnya, sang putra kebanggaan adalah gambaran anak muda yang tidak neko-neko apalagi banyak menuntut.
"Saya kangen kalau ingat Raychan ceng-cengan (bergurau meledek) ketika tahu Zema main bola dan hasilnya kalah. Itu lebih kepada cara dia memotivasi sebenarnya," ujar Paiman.
"Semoga apa yang sudah ditinggalkan dan diwariskan Raychan bisa menjadi bagian dari inspirasi untuk Zema. Sebagai orangtua saya hanya bisa berdoa dan mendukung dengan sepenuh hati," tandas Paiman.