IJL.Com- Laga versus Tajimalela pada Sabtu (13/7) jadi partai emosional untuk penggawa Cipta Cendikia FA, Zildjian Ahmed Abu Bakar. Meraba dapur "mantan" memang tidak ada salahnya.
Masa liburan sekolah bukan waktu yang tepat untuk berleha-leha bagi anak-anak Cipta Cendikia FA. Agenda kompetisi Indonesia Junior League yang sudah memasuki babak fase knock-out 16 Besar membuat tim asuhan Yance Putra tersebut kudu kembali ke asrama lebih cepat.
Momen menghabiskan waktu bersama keluarga di rumah benar-benar harus dipangkas. Hebatnya, komitmen anak-anak Cipta Cendikia memang sudah tidak perlu diragukan lagi, jauh dari istilah mental tempe.
Mematangkan koordinasi tim jadi pekerjaan rumah bagi skuat Cipta Cendikia. Hasil imbang 0-0 kontra All Star Galapuri pada laga terakhir babak penyisihan grup jadi pelajaran berharga untuk Rafly Ikram Selang dan kawan-kawan.
Di laga kontra All Star Galapuri sebelumnya, Yance memang sempat mengakui tim asuhannya kala itu "turun mesin". Tak ayal jelang kick-off fase knock-out, tidak ada istilah persiapan setengah-setengah.
Salah satu pemain Cipta Cendikia, Zildjian Ahmed Abu Bakar menegakan ia dan rekan-rekannya sudah siap untuk kembali ke arena rumput hijau. Ada kerinduan yang harus mereka lunasi.
"Kami tetap di asrama karena tim sepak bola Cipta Cendikia tidak libur untuk persiapan IJL. Sabtu pulang ke rumah dan Minggu malam balik lagi ke asrama," ujar Izzy, sapaan akrab Zildjian Ahmed Abu Bakar.
"Latihan terus setiap hari, teman-teman begitu semangat sekali. Tidak banyak pertandingan yang diikuti oleh Cipta Cendikia jadi selalu ada kerinduan untuk kembali menikmati atmosfer kompetisi," sambung Izzy lagi.
Menariknya untuk Izzy, laga kontra Tajimalela sendiri tak ubahnya partai reuni nan sarat emosi. Seperti diketahui ia akan berjumpa dengan mantan rekan-rekan setimnya di skuat Panser Bekasi.
Jelas, Izzy masih hafal betul isi dapur Tajimalela. Sejak usia 11 tahun bahu-membahu dengan lambang panser di dada tentu adalah sebuah pelajaran tak ternilai harganya.
"Iya, untuk saya pribadi tentu jauh lebih bersemangat karena bertemu dengan Tajimalela, tim yang pernah saya bela sebelum sekolah di Cipta Cendikia," ujar Izzy seraya tersenyum lebar.
"Tentu saya masih hafal semua pemain di Tajimalela, paling dekat dengan Yoga Aji dan Muhammad Fiqih. Ada satu pemain yang paling saya waspadai yaitu Aidil Aji Nur Ilham, gelandang pekerja keras. Kebetulan dulu ia rekan duet saya di atas lapangan," ujar Izzy.
Meski sudah berbeda seragam, Izzy memang tidak lantas begitu saja melupakan momen manis bersama teman-temannya di Tajimalela. Rival hanya di atas lapangan, sahabat selamanya.
"Saya ingin datang ke bench pemain Tajimalela sebelum peluit kick-off dibunyikan lalu menyalami satu per satu pemain juga pelatih," ujar Izzy.
"Sebelum keluar jadwal fase knock-out, saya sempat bercanda dengan teman-teman di Tajimalela kalau mereka akan bertemu Cipta Cendikia, kebetulan kami masih punya grup WA. Ehh tidak tahunya benar kejadian," tandas Izzy tak kuasa menahan tawa.