IJL.Com- Visi dan misi Ahmad Raditya Akmal sebagai pemegang tongkat komando serangan BMIFA U-11 membuat sang pelatih, Bambang Suprapto tak ragu angkat topi. Namun, catatan delapan gol dinilai masih "kurang".
Terjalnya medan persaingan menjadi konsekuensi yang harus diterima anak-anak BMIFA saat terjun berlaga di kompetisi Indonesia Junior League U-11 musim ini. Total dari 16 laga yang sudah dijalani selama babak penyisihan Grup B Sensation, anak-anak Kota Tangerang harus puas membawa pulang torehan tiga menang, dua seri dan 11 kalah.
Namun bukan BMIFA jika absen mengorbitkan talenta terbaik anak asuhnya. Satu yang paling kentara dari pekan ke pekan tidak lain adalah Ahmad Raditya Akmal.
Didaulat sebagai pionir serangan tim, visi dan misi bermain Raditya sudah berhasil membuat pelatih BMIFA U-11, Bambang Suprapto angkat topi. Menurut sang juru taktik, kontribusi pemain bernomor punggung lima tersebut punya peran ganda.
"Tanpa bermaksud mengecilkan peran anak-anak yang lain, Raditya bisa dibilang pemain paling cerdas di skuat BMIFA U-11. Dari segi skill olah bola sebenarnya biasa-biasa saja namun yang membuat dia istimewa adalah caranya mengeksekusi keputusan dalam sebuah permainan dibalut kemampuan mencerna strategi pelatih dengan sangat baik," ujar Bambang.
"Semangat anak-anak BMIFA harus diakui bergantung pada performa Raditya, itu yang menjadi alasan kenapa perannya begitu sentral," sambung Bambang.
Fakta sudah berbicara pula, sejauh ini sudah ada delapan gol yang diciptakan Raditya. Bukan penyerang murni namun insting menebar teror jala gawang lawan lagi-lagi membuat Bambang geleng-geleng kepala.
Itu artinya 30 persen gol yang dibukukan anak-anak BMIFA berasal dari kaki Raditya. Terakhir, jala gawang Indonesia Eagles disulap jadi saksi bisu.
Tidak berlebihan rasanya jika menyebut Raditya bagai oasis (mata air) di tengah gurun. Begitu menyegarkan dan dicari para pejalan padang pasir yang tengah dirundung dahaga.
"Sejujurnya saya terkejut melihat adanya catatan performa impresif tersebut. Karena sejatinya Raditya adalah seorang gelandang yang punya tugas mengkreasi permainan tim. Tapi ternyata ia mampu melakoni dua tugas dengan sangat baiknya," ujar Bambang.
"Ya bisa dibilang Raditya seperti itu. Namun bagi saya, semua pemain BMIFA juga mata air yang menyegarkan," sambung Bambang seraya tersenyum.
Usut punya usut, Bambang ternyata sudah punya tantangan tersendiri untuk Raditya selagi kompetisi IJL masih setengah jalan. Pasalnya, masih ada rasa penasaran kudu dibayar lunas.
"Sebenarnya saya tidak penasaran dengan berapa gol yang akan dicetak Raditya sampai akhir musim," ungkap Bambang.
"Saya justru penasaran dengan berapa assist yang ia suguhkan mengingat sejauh ini masih terbilang minim berkaitan dengan perannya sebagai seorang gelandang," tandas Bambang seraya tersenyum penuh arti.
