IJL.Com- Nama Athariq Arsya Manggala langsung dielu-elukan usai wasit meniup peluit panjang laga antara Rajeg versus Bina Mandiri. Berdiri di bawah mistar gawang gara-gara tegar menjawab tantangan.
Bina Mandiri Soccer School memetik hasil satu menang dan satu kalah pada lanjutan laga pekan ketiga Indonesia junior Junior League U-9. Sempat ditekuk Pelita Jaya Soccer School lewat skor 0-4, namun di partai keduanya skuat asuhan Husaini Yaur tersebut sukses mengamankan kemenangan saat jumpa Rajeg (1-0).
Kemenangan Bina Mandiri memang hampir buyar saat Rajeg mendapatkan peluang emas lewat titik penalti. Namun Athariq Arsya tampil sebagai pahlawan di bawah mistar gawang usai menghempaskan bola sepakan 12 pas.
Tidak heran seusai wasit meniup peluit panjang, nama Athariq dielu-elukan. Senyum cemerlang pun ia tebarkan.
"Ingin seperti Ernando Ari," tegas Athariq.
"Senang dan bangga bisa menepis penalti. Kuncinya mata harus fokus ke arah bola. Jangan bengong dan ga boleh takut," seru Athariq lagi.
Ya, Athariq sendiri mengaku sempat hilang fokus saat Bina Mandiri jumpa Pelita Jaya di laga pertama. Karena itu juga ia lega bisa menebusnya saat jumpa Rajeg.
Apalagi bagi Athariq, menjadi kiper bukan sekadar menjinakkan si kulit bundar. Usut punya usut, ada tantangan tengah ia jawab.
"Awalnya jadi kiper memang coba-coba sih, sampai dulu beli sarung tangan penjaga gawang pakai uang sendiri. Ditantang juga sama teman waktu masih main di lapangan komplek aspal gitu," ujar Athariq.
"Ya saya jawab tantangannya dan ternyata kata pelatih saya di Bina Mandiri, ada bakat saya jadi kiper," tambah Athariq.
Selain itu ada dorongan pula yang membuat Athariq kian pede. Jelas, ia tidak lupa doa orangtua.
"Ditambah semangat dan doa dari papa bunda juga yang membuat saya nyaman jadi kiper," tutur Athariq.
"Pokoknya saya ingin membuat mereka berdua ikut bangga karena saya sudah memilih untuk jadi kiper," tandas Athariq.
