IJL.Com- Atmosfer IJL Mayapada U-13 akan jauh lebih berbeda tidak hanya di dalam tetapi juga luar lapangan. Edukasi menjadi langkah penting demi terciptanya kompetisi yang berkelas juga berkualitas sampai sedap dipandang mata.
Kemacetan kota Jakarta di sore hari tidak menyurutkan langkah perwakilan tim kontestan untuk menghadiri acara sosialiasi IJL Mayapada U-13 pada Kamis (16/8) di Ang Boeng Ing Auditorium, Mayapada Hospital, Jakarta Selatan. Kompetisi memang belum dimulai namun atmosfernya sudah mulai terasa.
Sosialisasi IJL Mayapada U-13 sendiri dihadiri sekitar lebih dari 25 peserta yang mewakili manajemen dan tim pelatih tiap SSB. Meski terbilang acara resmi, tidak ada sama sekali kesan kaku saat sesi tanya jawab digelar.
Turut hadir pula dalam acara tersebut sebagai pembicara yakni asisten pelatih Persija Jakarta U-19, Washiyatul Akmal. Ada harapan terselip dari eks pemain Timnas Indonesia junior tersebut.
Akmal yang 2017 lalu membesut skuat IJL Elite U-11 untuk berlaga di Royal Selangor Club, Malaysia berharap kelas U-13 bisa jadi ajang wadah edukasi terbaik calon pesepak bola muda Tanah Air, tidak hanya soal mengasah skill-teknik namun juga mentalitas dari tiap pemain hingga pelatih. Menurutnya level youth adalah titik paling awal membumikan karakter filosofi sepak bola Indonesia (Filanesia) di atas lapangan.
"Saya bersyukur anak-anak sekarang lebih paham soal pentingnya attitude tidak hanya di dalam juga luar lapangan, kemarin di IJL Elite sebagai pelatih saya merasakan hal tersebut. Meski saling berkompetisi tidak ada rivalitas namun saling berlomba-lomba untuk menciptakan pemain dari tiap SSB," ujar Akmal.
"Saya banyak dapat pesan dari pelatih-pelatih senior seperti Danurwindo juga Widodo Cahyono Putro untuk memperhatikan tumbuh kembang anak-anak kita terutama dalam hal sepak bola dasar. Di IJL Mayapada U-13 sudah harus bermain sebagai sebuah unit, paham dalam arti penempatan posisi. Saya rasa ini wadah pengenalan terbaik jika kita mau lebih membumikan filososi sepak bola Indonesia (filanesia)," tambahnya lagi.
Tidak jauh berbeda dengan Akmal, Erphan Samsuar selaku tim komite kompetisi IJL juga menuturkan harapan yang sama. Atmosfer panas di atas lapangan bukan berarti jadi batu ganjalan demi meredupnya potensi emas calon-calon aktor rumput hijau Tanah Air.
"Ini terobosan anyar. Harapan saya mudah-mudahan IJL Mayapada U-13 berjalan lancar. Kita ingin sambut keluarga baru Indonesia Junior League. Saya paham di level youth, emosi dan atmosfernya akan sangat berbeda tapi pada intinya inilah sepak bola, segala sesuatunya harus berjalan dengan kepala dingin toh pada akhirnya kita ingin anak-anak kita mengenakan lambang garuda di dada suatu saat nanti," tegas Erphan.
Pun begitu dari kacamata wasit. M Hipmi, sebagai perwakilan korps baju hitam Indonesia Junior League tidak lupa menekankan pentingnya edukasi untuk melihat IJL Mayapada U-13 sebagai bentuk pengenalan tiap insan sepak bola usia dini memahami rule and laws of the game dalam dunia kulit bundar.
"Saya harap dari hasil technical meeting hari ini dapat dipahami dengan betul oleh perwakilan tiap SSB terutama soal rule and laws of the game, sekarang adalah tugas mereka untuk menginformasikannya ke tiap orangtua anak didik," ungkapnya.
"Kita harus sadar di level youth potensi pemain jatuh cedera akan jauh lebih besar dan disinilah wasit dituntut untuk lebih jeli artinya keputusan ada di tangan juru adil, bantu kami untuk ciptakan atmosfer kompetisi yang sehat dan berkualitas," tegas Hipmi.