IJL.Com- Banyak jalan menuju Roma, mungkin itu peribahasa yang tepat untuk anak-anak BMIFA. Sebagai awalan, CISS Soccer Skill sudah menunggu di depan mata.
BMIFA enggan larut dalam kekecewaan pasca ditekuk Salfas Soccer dalam laga bertajuk Derby Tangerang. Tim yang identik dengan jersey kebesaran berwarna hijau itu ingin cari sasaran tembak sebagai wadah pelampiasan di awal tahun 2019.
CISS Soccer Skill jadi bidikan Adi Candra dan kawan-kawan. Menjaga asa guna menembus zona delapan besar jadi agenda besar yang diusung pasukan asal Pintu Air 10 Sangego, Kota Tangerang tersebut.
Meski demikian, bukan hal yang mudah untuk menekuk CISS. Seperti diketahui, tim asuhan Dedi Suryaman baru saja meraih kemenangan perdananya saat jumpa Java Soccer Academy di pekan sebelumnya. Dari tiga laga terakhir, Muhammad Arief Firmansyah dan kawan-kawan juga belum terkalahkan.
CISS sendiri saat ini ada di peringkat ketujuh klasemen sementara Grup Sensation dengan raihan sembilan poin. Sementara BMIFA menempati rangking kesembilan dan hanya berselisih dua angka saja.
Saling sodok zona delapan besar ini pula yang membuat pertemuan kedua tim akan semakin seru hingga berpotensi dipenuhi banyak bumbu. Ya, banyak jalan menuju Roma khususnya untuk skuat BMIFA.
"Iya betul, pertandingan di awal 2019 harus diselimuti semangat besar pula. Saya punya motivasi tinggi kepada anak-anak agar mereka lebih giat latihan lagi hingga punya efek positif di tiap pertandingan," ujar pelatih BMIFA, Mukti.
"Laga melawan CISS harus jadi awalan, peluang ke fase knock-out masih ada itu yang harusnya bisa jadi tambahan motivasi untuk anak-anak," sambung Mukti.
Namun sayang persiapan BMIFA bukannya tanpa kendala. Faktor cuaca jadi batu penghalang.
"Masa-masa libur kompetisi kami manfaatkan untuk terus mematangkan persiapan tim. Namun sayang karena musim hujan berimbas pada frekuensi latihan, lapangan tidak bisa dipakai dan akhirnya harus dipindah ke arena futsal," sesal Mukti.
"Bicara soal evaluasi dari segi teknis kami masih terus mengasah finishing, daya tahan dan yang paling penting yakni kerjasama tim," tambahnya lagi.
Satu laga masalah klasik yang menerpa BMIFA adalah soal kesiapan mental dan fisik anak-anak asuhnya pasca menjalani libur tahun baru. Bahkan Mukti mencatat ada beberapa pemain yang masih berada di kampung halaman.
Faktor nonteknis itu yang membuat Mukti kudu putar otak. Sebagai pelatih ia tentu menyadari tugasnya bukan hanya soal meracik strategi saat sudah berada di atas lapangan namun juga memastikan kondisi tiap pemain agar selalu dalam performa siap tempur.
"Banyak pemain yang masih pulang kampung dan tentunya kemarin baru melewati tahun baru tidurnya agak malam, saya rasa itu tidak baik buat anak-anak apa lagi mereka sedang dipersiapkan sebuah pertandingan dan bisa berpengarunh besar terhadap fisik," ujar Mukti.
"Hal-hal seperti ini kan sudah jadi masalah klasik di tiap SSB. Intinya kembali lagi soal kedisplinan," tambah Mukti.
Mukti pun mengakui butuh bantuan orangtua tiap anak didik guna menjaga momentum awal tahun skuat BMIFA. Peran pemain "ke-12" tersebut ia rasa tidak akan kalah penting demi menjaga arti peribahasa banyak jalan menuju Roma.
"Tapi saya yakin kalau anak-anak punya semangat dan tekad luar biasa namun itu juga tergantung orangtua masing-masing pemain yang harus jeli mengarahkannya," tutup Mukti seraya tersenyum.