IJL.Com- Rekor nir-kebobolan Bintang Komarudin selama 13 laga di kompetisi IJL U-13 akhirnya putus saat jumpa Garuda Junior. Ogah galau, tutup dengan senyuman.
ASIOP melaju ke babak perempatfinal IJL U-13 dengan mulus. Di fase knock-out 16 Besar, Mutiara dari Senayan menggulung lawannya, Garuda Junior dengan skor meyakinkan 4-1.
Gol-gol ASIOP dicetak oleh Odilo Pinutusta, Rayraffa Ramadhan, Abdullah Yasin lalu Fikho Abipraya. Secara keseluruhan, Tezar Briantama dan kawan-kawan memang terbilang lebih siap mental dibanding armada Garuda Junior.
Meski demikian, ada fakta unik di balik kemenangan ASIOP atas Garuda Junior. Mengarah ke bawah mistar gawang, rekor tanpa kebobolan 13 laga dari sang kiper, Bintang Komarudin akhirnya putus di kaki Satria Putra Agata.
Jala gawang ASIOP sendiri sebenarnya sudah pernah bergetar dua kali di babak penyisihan grup saat jumpa Brazilian Soccer School dan CISS. Namun saat itu bukan Bintang yang memungut bola melainkan sang kolega, Alvenalviano Saputra dan itu pun hanya lewat skema tendangan penalti.
Alih-alih kecewa, senyum lepas justru dilemparkan Bintang pasca putusnya rekor kelas wahid yang pernah melekat untuk dirinya. Berkaca dan introspeksi diri menurutnya jauh lebih penting.
"Tidak masalah, saya justru merasa senang, seperti ada yang mengingatkan untuk terus belajar dan introspeksi diri," tegas Bintang.
"Rekor kemarin sebenarnya bukan hanya andil saya saja, sebagai kiper beruntung juga punya pertahanan sangat kuat. Ada Tezar Briantama misalnya, bek dan kapten tim yang rajin melakukan komunikasi. Intinya saya kiper yang jauh lebih beruntung," ujar Bintang lagi.
Pujian juga dihembuskan Bintang untuk pemain Garuda Junior yang sudah "merusak" rekor clean-sheet dirinya. Lagi-lagi senyum lepas keluar dari wajah bocah asal Kemayoran tersebut.
"Itu luar biasa Garuda Junior di babak kedua, gelombang serangannya dahsyat sekali. Jadi ya pantas mereka bisa bikin gol," tutur Bintang.
Bintang memang sadar dirinya kini tengah dan terus berproses. Rekor putus bukan berarti impian pupus, motto ASIOP yang berbunyi comeback stronger sudah tertanam betul dalam dirinya.
"Saya gabung di ASIOP sejak 2014, awalnya jadi bek, karena ga kuat nafas jadi pindah ke posisi penjaga gawang. Sempat diremehkan awalnya karena saat pertama kali menjadi kiper lebih banyak kebobolan karena reflek tangan masih sangat lambat, kagok sekali. Tapi saya terus belajar, termasuk ambil latihan privat hingga bisa berdiri sampai sekarang," ujar Bintang.
Pada babak perempatfinal, Bintang akan kembali diuji di laga akbar ASIOP versus Indonesia Rising Star. Menarik ditunggu apakah ia mampu menumpas insting tajam tiga pemain haus gol tim lawan yakni Alief Apikri, Sakti Pahreji dan tak ketinggalan Dhiwa Zahran.