IJL.Com- Trik street football ala Neymar Jr jadi salah satu identitas gelandang stylish Abstrax FA, Chakra Satria. "Diusili" lawan tak lantas membuat emosinya mendidih.
Kolektifitas lini tengah dengan penuh determinasi ditambah daya ledak tinggi jadi senjata utama skuat Abstrax FA U-13 di gelaran Indonesia Junior League. Performa enerjik Irsan Nur Azzis tetap jadi batu sandaran tak terbantahkan untuk tim yang bermarkas di Bintaro, Pesanggrahan tersebut.
Meski demikian, Abstrax tidak hanya mengandalkan militansi semata. Tim yang diarsiteki Teje Junaedi Arfah itu juga tak ragu menyihir mata penonton lewat skill-teknik individu tiap pemainnya.
Yang paling mentereng tidak lain adalah Chakra Satria, pemain yang biasa beroperasi di sektor lini sayap kiri. Trik-trik olah si kulit bundar street football ala megabintang Timnas Brasil dan Paris Saint-Germain, Neymar da Silva Santos Junior kerap ia suguhkan di atas rumput hijau.
Rainbow flick jadi bentuk daya magis Chakra menghipnotis barisan lawannya. Bukan hal yang mudah mengingat trik itu betul-betul butuh momentum berbalut kepercayaan diri tinggi. Perlu kuda-kuda kokoh jika ingin memperagakan skill tingkat dewa tersebut.
Selain berlatih secara individu, intip-intip aksi Neymar lewat video YouTube jadi cara Chakra menempa diri. Mudah? Tentu saja tidak.
"Iya, saya sangat mengidolakan Neymar. Bukan hal mudah melakukan trik tersebut, saya juga pernah gagal, sering malah tapi itu yang jadi motivasi agar terus berlatih, berlatih dan berlatih," ujar Chakra.
Chakra sendiri mengakui trik tersebut bukannya tanpa risiko. Tidak jarang ia jadi bahan "incaran" pemain lawan yang kadung naik pitam.
Jatuh tersungkur? Ya bagi Chakra itu sudah biasa. Alih-alih terbakar emosi, ia justru lebih kuat untuk kembali bangkit lagi.
"Ya terkadang setelah melakukan trik tersebut saya ditendang dari belakang sama lawan, ga apa-apa biasa saja yang terpenting saya tidak boleh terbawa emosi," ujar Chakra.
"Kalau emosi nanti permainan saya bisa jadi berantakan, takut berimbas ke tim juga," tambah Chakra.
Chakra memang paham betul kepentingan tim ada di atas segala-galanya. Baginya rainbow flick hanya sekadar ungkapan rasa bahagia dirinya bermain sepak bola bukan untuk gaya-gayaan apalagi show off.
Dari pekan ke pekan gelaran IJL berlangsung, Chakra mampu membuktikan janjinya tersebut. Ia bukan hanya tipe gelandang stylish namun juga berani fighting.
Tidak jarang Chakra turun ke belakang membantu lini pertahanan. Beberapakali pressing ampuh kerap ia lepaskan. Satu lagi, Chakra juga jadi pemain yang pandai meredam emosi rekan-rekan setimnya.
"Saya bermain dengan lambang di dada buka demi nama dan nomor punggung yang ada di belakang," tegas Chakra.
"Paling penting ketika sudah sampai di atas lapangan, saya bisa bermain dengan penuh rasa bahagia," tambahnya lagi seraya tersenyum.
Sementara itu, Teje pun mengakui skill Chakra termasuk salah satu yang terbaik di kelasnya. Pelatih jebolan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Jakarta itu juga meyakini anak asuhnya itu punya modal kuat untuk makin berani tebar rainbow flick ala Neymar.
"Banyak jam bertanding membuat dia bisa mengeluarakan skill itu. Tapi saya tidak lupa instruksikan agar Chakra bermain secara tim dengan itu ia akan sadar pentingnya kerjasama dalam permainan sepak bola," tegas Teje.