IJL.Com- Dzaki Nurfaizi termotivasi membuat ASIOP bernasib sama dengan Cipta Cendikia. Alarm kencang ia bunyikan untuk barisan penyerang Mutiara dari Senayan.
Keberhasilan All Star Galapuri menahan imbang Cipta Cendikia tidak lepas dari performa heroik sang penjaga gawang, Dzaki Nurfaizi. Bersama Arrizly Daffa Maliki, keduanya kompak menjaga rotasi di bawah mistar gawang hingga membuat Raihan Utama dan kawan-kawan diliputi rasa frustrasi.
Khusus untuk Dzaki, terhitung tiga kali save fenomenal dibukukan kiper jebolan IJL Elite 2017 tersebut. Salah satunya saat terbang menyelamatkan gawang All Star Galapuri dari sundulan tajam Muthi Dzulkarnaen. Sepakan Rafly Ikram Selang pun ia mentahkan dengan jari-jarinya yang cekatan. Refleksnya benar-benar punya kemampuan di atas rata-rata.
Hasil imbang akhir pekan lalu memang membuat anak-anak Ciledug tidak mampu melanjutkan asa untuk lolos ke fase knock-out 16 Besar. Namun setidaknya ada kebanggaan bagi seorang Dzaki yang sukses mengantarkan Galapuri setingkat dengan ASTAM dan ASIOP dalam urusan menjaga gawangnya dari kebobolan saat jumpa tim haus gol sekelas Cipta Cendikia.
Meski demikian, Dzaki tidak mau besar kepala. Ia menyebut keberhasilan dirinya tak lepas dari ramuan taktik sang pelatih, Salim Permana.
Salim memang cukup jeli membaca tempo serangan Cipta Cendikia. Keputusannya "memarkir bus" di daerah pertahanan sangat efektif menahan gempuran tim lawan.
"Tentunya bangga dan senang bisa mengawal gawang Galapuri tidak kebobolan walaupun gempuran serangan bergelombang memborbardir gawang kami," buka Dzaki.
"Ini semua berkat latihan yang keras serta kerjasama tim yang solid khususnya di area pertahanan sesuai dengan arahan coach Salim," tambah Dzaki seraya merendah.
Setelah Cipta Cendikia, akhir pekan nanti giliran ASIOP yang datang menguji ketangkasan Dzaki. Mendengar nama Mutiara dari Senayan, praktis ada energi tambahan didapatkan kiper yang merupakan fans berat Persija Jakarta tersebut.
ASIOP dan All Star Galapuri saat ini di tabel klasemen memang punya rentang poin sangat jauh yakni 19 angka. Namun sekali lagi, tekad Dzaki ingin menutup kompetisi IJL U-13 dengan manis bersama tim kebanggaannya sudah terlanjur kuat.
"Saya akan berjuang sekuat tenaga agar bisa menahan gempuran tim papan atas sekelas ASIOP. Tentu targetnya bisa clean sheet di pertandingan terakhir walaupun sudah dipastikan tidak lolos ke fase selanjutnya namun demi membawa nama baik Galapuri kami akan berjuang habis-habisan untuk dapat menampilkan permainan terbaik," tegas Dzaki.
"Target kami minimal bisa menahan imbang ASIOP," harapnya lagi.
Satu hal lagi yang membuat Dzaki semakin termotivasi adalah menghentikan gerak laju striker haus gol ASIOP, Odilo Pinutusta. Pada laga pekan sebelumnya, Pinu sukses memborong dua gol penanda kemenangan atas Stoni Indonesia.
Sembilan gol sudah dicetak oleh Pinu, bersaing ketat dengan Reza Wahyu Hidayat (ASTAM) dalam perburuan gelar sepatu emas. Semakin menarik ditunggu tentunya aksi-aksi heroik Dzaki di atas lapangan nanti.
"Semua pemain ASIOP harus diwaspadai karena skill mereka merata dari bek sampai striker. Lini kedua mereka selalu tampil dominan menguasai lapangan tengah dan punya shooting akurat juga," ujar Dzaki.
"Selain itu tentunya kehadiran striker mereka yang haus gol yaitu Pinu, mudah-mudahan saya dapat menahan pergerakannya," tandas Dzaki.