IJL.Com- Tiga buah kartu kuning dari dua laga beruntun harus dibawa pulang anak-anak Satria Muda FA. Sang kapten tim, Fajri Zaldiansyah langsung buka suara.
Perannya memang begitu sentral untuk skuat Satria Muda FA (SMFA), khususnya di sektor lini belakang. Posturnya yang terbilang jangkung jadi modal seorang Fajri Zaidansyah sebagai juru kunci lini pertahanan kesebelasan asal Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang tersebut.
Tidak hanya handal menggembok pergerakan pemain lawan, Fajri pun cukup lihai dalam menyusun alur skema serangan SMFA khususnya lewat sepakan bola mati. Bukannya tanpa alasan, kaki kirinya harus diakui memang bernilai mahal.
Fajri sendiri bukan wajah baru di skuat SMFA. Bisa dikatakan dirinya adalah pemain senior di tim besutan Bakti Rosdianto itu.
"Sejak usia tujuh tahun saya gabung di SMFA," buka Fajri.
"Awalnya saya di sayap kiri, tetapi sekarang jadi bek. Lebih daripada kebutuhan tim sebenarnya, Satria Muda butuh pemain berkarakter kuat di lini belakang. Lama-lama kelamaan saya makin nyaman dengan tugas ini," sambung Fajri sembari tersenyum.
Berani mengemban amanat dari sang pelatih itu pula yang membuat ban kapten melingkar di lengan Fajri. Namun siapa sangka dirinya sempat dilanda rasa deg-degan luar biasa.
Memori itu memang masih terekam dalam ingatan Fajri. Bisa jadi akan ia kenang sampai cita-citanya menjadi aktor rumput hijau Tanah Air bisa tercapai di kemudian hari.
"Sempat deg-degan pertama kali dapat peran sebagai seorang kapten, saya ingat waktu itu pas turnamen di Bandung lawannya Matador Mekarsari, pas usia 10 tahun," terang Fajri.
"Tapi lama kelamaan beban itu hilang, mungkin sudah terbiasa ya," tambah bocah yang mengidolakan Hansamu Yama dan Sergio Ramos itu.
Fajri memang sadar label el capitano yang melekat untuk dirinya bukan sekadar pemanis semata. Di dalam juga luar lapangan ia harus bisa menjadi contoh yang positif untuk rekan-rekan setimnya.
Utamanya soal membakar semangat bertanding. Ya, Fajri tahu betul teriakannya selalu ditunggu oleh-oleh rekan-rekan setimnya.
Tidak heran saat ada tiga kartu kuning didapat Satria Muda dalam kurun waktu dua laga yakni saat jumpa Laskar Pelangi Soccer dan terakhir kontra Pelita Jaya membuat Fajri tak ragu buka suara. Ia berharap kejadian tersebut tak terulang di pekan-pekan selanjutnya.
"Pesan saya untuk teman-teman tim SMFA tentunya agar tetap tenang, jaga emosi saat bertanding serta junjung sportivitas juga sikap baik ke lawan dan wasit ," tegas Fajri.
"Saya berharap tidak ada kartu kuning untuk laga-laga selanjutnya karena bisa merugikan diri sendiri dan tim nanti," tandas Fajri.
Di Grup Phenomenon, Satria Muda sendiri total sudah mengkoleksi tiga kartu kuning dari empat laga. Sementara urutan pertama masih diduduki oleh Serpong Jaya (4).