Fariq Rizqi: Makin Ditempa, Kian Bernilai




IJL.Com- Gaya seni bertahan Fariq Rizqi ibarat sebilah keris yang ditempa berkali-kali oleh si pandai besi. Tiga musim berjalan, nilainya semakin tinggi.

Tokcer saat menyerang dan solid kala bertahan jadi gambaran performa FIFA Farmel di kancah Indonesia Junior League U-11 musim 2020/2021 ini. Dari 16 laga, 40 gol diceploskan sudah ke gawang lawan. Baru empat kali anak-anak 'Jawara Rajawali' kebobolan.

Sepak bola tentu bukan melulu soal banyak-banyakan mencetak gol namun juga keindahan seni dalam bertahan. Potret itu terlukis dalam wajah jenderal lini belakang Farmel, Fariq Rizqi.

Fafa, begitu Fariq Rizqi akrab disapa bisa dibilang sebagai bek yang paling pintar beradaptasi mencerna alur serangan lawan. Tackle dan intersep krusial tak jarang dibukukan. Taktis, keras namun tidak sampai menjurus kasar.

Terbilang sukar untuk lepas dari jepitan Fafa. Fokusnya benar-benar terjaga antara mengawasi laju gerak penyerang lawan dan memblokir bola. Urusan duel-duel udara, bek berpostur 146 cm itu pun termasuk yang terbaik di kelasnya. 

"Kalau pemain idola saya terinspirasi dari gaya bermain Sergio Ramos. Di level lokal? Ada Hansamu Yama," ujar Fafa.

"Enak saja lihat cara keduanya bermain. Bikin pertahanan tim jadi lebih aman," tegas Fafa.



Fafa sendiri sudah tiga periode bergelut di gelaran IJL. Musim 2017 adalah debut perdananya saat masih berseragam Serpong Jaya U-9.

Atmosfer kompetisi yang makin panas dari musim ke musim turut menempa talenta Fafa. Ibarat sebilah keris, penyerang lawan yang datang silih berganti justru menjadi pandai besi yang membuat Fafa kian bernilai.

"Tujuannya saya di IJL bukan cari gelar juara, mau fokus banyakin jam terbang saja," tegas Fafa.



"Banyak penyerang hebat di IJL, musim ini misalnya ada Vashya Dianmar (Putra Sejati Inssa). Saya ingin bertemu lagi dengannya, yang pertama kemarin belum puas," tambah Fafa seraya tersenyum.




Ya, meski sudah seringkali wara-wiri dalam rilisan pemain terbaik IJL tiap pekannya, Fafa tak lantas jadi besar kepala. Video rekaman pertandingan jadi salah satu alat untuk lebih banyak berkaca.

"Setiap habis bertanding di IJL, yang selalu saya tunggu itu video rekaman pertandingannya. Pasti selalu saya tonton, ga boleh kelewatan," ujar Fafa.

"Ya supaya jadi lebih bisa banyak belajar juga, paling penting tidak boleh cepat puas. Harus sadar kekurangan diri sendiri," pungkas Fafa.




  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa