IJL.Com- Belum akan ada habisnya mungkin jika membicarakan great comeback Ragunan Soccer School U-9 di partai-partai terakhir babak penyisihan Grup A Phenomenon. Setelah Wahyu Sulthon Akbar dan Prabowo Haidar Salman, kurang lengkap rasanya mengesampingkan nama seorang Fitrah Rahmadani.
Tidak ada yang bisa meragukan kemampuan anak-anak Ragunan Soccer School U-9 dalam menebar ancaman ke gawang lawan. Buktinya pun terbilang sahih manakala keberhasilan tim asuhan Aep Supriyatna itu lolos ke fase play-off 12 Besar tak lepas dari catatan memasukkan 20 gol, jadi ketiga yang terbaik di Grup A Phenomenon setelah ASIOP Apacinti dan Pelita Jaya.
Praktis melihat catatan tersebut, dua nama memang layak naik ke atas pentas yakni Wahyu dan Haidar. Kolaborasi keduanya berhasil menyumbang 15 gol untuk Ragunan Soccer School.
Meski demikian, ada satu nama lagi yang selayaknya tak boleh luput dari perhatian. Ya, dia adalah penyerang lubang bernomor punggung 12, Fitrah Rahmadani.
Buah manis yang kini tengah dipetik Fitrah bukannya tanpa persiapan matang. Sang pelatih mengakui anak asuhnya adalah tipe pemain yang bisa jadi contoh untuk rekan-rekan setimnya terutama saat menjalani proses latihan.
"Anak ini berlatihnya memang sangat rajin. Sebelum latihan dimulai, dia adalah pemain pertama yang langsung masuk lapangan lalu coba tendangan-tendangan jarak jauh ke gawang. Bedanya itu dilakukan ke teman-teman yang ada di atas level usia Fitrah, ia seperti ingin menguji mentalnya sendiri," ungkap Aep.
Bisa dibilang, Fitrah memang menjadi pemain spesial di barisan skuat Ragunan SS. Keahliannya bermain dengan kaki kidal belum bisa disamai oleh rekan-rekan setimnya.
Tidak heran, aksi Fitrah tersebut mengundang decak kagum dari Aep. Beberapa kali skema serangan dan rancangan gol Ragunan SS diakui berasal dari sentuhan kidal anak asuhnya itu.
"Uniknya Fitrah ini memang kaki kirinya justru lebih kuat dari yang kanan, sangat kuat sekali. Tidak hanya saat melepaskan tembakan tapi juga waktu dribbling serta passing," terang Aep.
"Ya jelas kemampuan itu selalu saya manfaatkan terutama saat skema bola-bola mati utamanya dari sektor kanan pertahanan lawan. Buktinya bisa ia bayar tuntas saat cetak gol dari jarak 20 meter lewat sepakan free kick saat jumpa Remaja Masa Depan dan assist melawan Garuda Muda Soccer Academy. Ia selalu mengincar pojok tiang jauh, ini yang saya suka," ucap eks penggawa Jayakarta tersebut.
Ragunan SS sendiri bisa dibilang beruntung punya Fitrah di atas lapangan. Tidak hanya skema bola mati, pergerakannya yang terkesan liar juga memudahkan Aep meracik strategi demi kebutuhan tim baik saat proses menyerang ataupun bertahan.
"Saya sendiri tidak ingin mematok posisi pemain di atas lapangan, Fitrah memang sejatinya penyerang lubang tapi bukan berarti ia tidak bisa bantu jaga pertahanan. Intinya anak-anak harus diberi kebebasan bermain tapi tidak lupa tanggung jawab untuk kekuatan timnya juga," tegas Aep.
"Saya di pinggir lapangan hanya memberi instruksi dan mengingatkan apa yang sudah mereka dapat saat latihan. Tapi harus diakui Fitrah ini mirip seperti Haidar, sama-sama pemain serba bisa. Tidak takut mendelay permainan lawan dan juga cerdik menyusun kendali serangan balik," tandas sang juru taktik.