FU15FA: Bagai Pelaut Ulung Menerjang Ombak Badai




IJL.Com- Meski terpaksa menelan asam garam, skuat FU15FA U-9 membuktikan tidak ada satu bulir keringat pun yang jatuh sia-sia di atas rumput hijau. Deru nafas penghabisan dikibarkan sampai peluit akhir, menerjang ombak badai meski dirasa perih. 

Misi FU15FA untuk lolos ke babak perempatfinal Champions IJL U-9 urung terlaksana. Dari tiga laga yang dilakoni pada babak 16 Besar Champions Grup B, anak-anak asuhan M Ichsan Setiawan harus puas mengantongi tujuh poin. 

Sejatinya, poin yang didulang FU15FA sama dengan raihan Tunas Gunung Putri yang lolos ke babak perempatfinal dengan status runner-up Grup B. Sayang, armada 'Firman Utina Boys' kalah dari segi agresivitas memasukkan gol. 

"Menurut saya, ini sudah pencapaian dan perjuangan maksimal dari anak-anak. Tapi saya juga tak lupa serahkan kembali ke orangtua anak didik, bagaimana menilainya," ujar Ichsan. 



"Dalam sepak bola, terkadang ya ada saja keputusan wasit yang mungkin istilahnya mengecewakan, ya sekali lagi inilah sepak bola. Tetapi saya tidak ingin terus berlarut ke sana karena tujuan FU15FA dan IJL sejatinya sama yaitu semangat pembinaan, alangkah bijak tentu jika sama-sama saling berkaca," tutur Ichsan. 



Kehadiran Firman Utina selaku Direktur Teknik FU15FA yang begitu setia mendampingi langsung dari pinggir lapangan disebut Ichsan turut pegang peranan memantik kembali daya tempur Dwi Prasetyo Utomo dan kawan-kawan yang sempat meredup pasca gagal mempertahankan keunggulan kontra Tunas Gunung Putri. Terbukti, penampilan impresif mereka letupkan kala membekuk sang jawara bertahan, Pelita Jaya Soccer School dengan skor tipis 1-0.

Meski di laga terakhir harus mengakui keunggulan Permata Curug dengan skor 0-1, FU15FA tetap gagah menikmati panasnya atmosfer pertandingan. Gagal lolos ke perempatfinal, Ichsan meminta anak-anak asuhnya untuk ke luar lapangan dengan kepala tegak. 

Ibarat peribahasa, pelaut yang ulung tidak lahir dari laut yang tenang. Begitu pula cara FU15FA menerjang derasnya badai kompetisi meski terbilang perih. 

Ya, Ichsan juga menegaskan level yang mereka bidik tiap kali terjun dalam sebuah kompetisi adalah menempa mental bukan tergila-gila trofi juara. Marwah pembinaan yang sesungguhnya terus berupaya dijaga di tengah terjalnya dinamika sistem sepak bola akar rumput.

"Harus saya akui tidak mudah membangkitkan mental anak-anak yang sempat turun. Bung Firman dibantu orang tua murid memberikan amanat untuk berjuang sampai pertandingan terakhir. Apapun hasilnya, semua harus dimulai, dilanjutkan dan ditutup di atas lapangan," tegas Ichsan. 



"Kemarin saat kami lolos ke fase Champions 16 Besar ada istilah lolos dari lubang jarum. Apapun itu, semua karena etos kerja keras anak-anak. Hari ini yang bisa dibawa pulang semua pemain adalah mental juara," ujar Ichsan dengan melempar senyum bangga.



Ichsan juga menambahkan, ada progres yang ia catat sejak tim besutannya bergelut di kancah IJL U-9 musim ini. Bicara pemain dengan status naik daun, tiga nama tanpa ragu ia sebut. 

"Yang paling menonjol, saya ingin sebut benteng pertahanan kami yaitu Dwi Prasetyo Utomo. Kemudian ada Narendra Athallah," ujar Ichsan. 



"Saya tidak kalah terkejutnya saat melihat progres Muhammad Aldio. Awal musim ia masih malu-malu dan begitu lugu, pelan-pelan di IJL ia petik banyak  pengalaman. Intinya semua punya progres dan tentunya harus dilanjutkan," tandas Ichsan seraya tersenyum lepas.



  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa