H.Apud 24 Sentra Sudah Kepalang Tanggung

IJL.Com- Keberhasilan anak-anak asuhnya menembus babak 8 Besar Champions Indonesia Junior League U-11 ternyata membuat pelatih H.Apud 24 Sentra, Junedi sampai merinding. Sudah kepalang tanggung, bertekad bawa harum nama Cirebon.

Genderang babak Play-off Group Champions 8 Besar Indonesia Junior League (IJL) U-11 sudah nyaring terdengar. Pada Minggu (26/6) di Lapangan Yon Mekanis 203, Jatiuwung, Kota Tangerang, ada empat tiket semifinal tersedia yang harus diperebutkan.

H.Apud 24 Sentra adalah salah satu tim yang siap berjuang mati-matian. Tergabung di babak Play-off Group 6 bersama CS Private, Bimba FC dan Alba, Alwansyah Reza dan kawan-kawan bertekad membawa harum nama Cirebon.

Meski berstatus tim debutan, H.Apud 24 Sentra membuktikan enggan sekadar numpang lewat. Derasnya arus kompetisi sesungguhnya sudah berhasil dijinakkan.

"Sejujurnya sejak awal musim, kami tidak berpikir bisa sampai sejauh ini. Perjuangan anak-anak bikin saya merinding," ujar sang pelatih, Junedi.

"Ada rasa bangga yang tidak bisa dituliskan dengan kata-kata. Saya juga ingin mengucapkan terimakasih atas dukungan orangtua pemain dan tak lupa sponsor. Tanpa mereka bisa dibilang anak-anak sulit merasakan serunya atmosfer kompetisi IJL membawa harum nama Cirebon," sambung Junedi.

Soal persiapan untuk laga 8 Besar, Junedi dibantu pihak manajemen H.Apud 24 Sentra sudah menyiapkan segala sesuatunya termasuk dari segi non-teknis. Jauhnya perjalanan untuk sampai ke arena pertandingan tak ketinggalan jadi catatan.

Ya, bensin harus terisi penuh. Junedi tak ingin anak-anak asuhnya turun mesin.

"Rencananya kami akan datang lebih awal. Kemarin kami sempat ada kendala dari segi transportasi di jalan, agak sedikit menganggu kondisi anak-anak. Jadi hitung-hitungan waktu harus jadi perhatian," tutur Junedi.

"Semuanya harus dipersiapkan lebih matang. Tidak hanya teknis di lapangan tapi juga non-teknis dari luar," sambung Junedi.

Junedi sendiri mengatakan kiprah H.Apud 24 Sentra ibarat sedang kepalang tanggung. Usut punya usut, ia termotivasi menghapus kutukan 8 Besar yang selalu menghantui anak-anak asuhnya.

"Saya sendiri sebenarnya penasaran, apakah kami mampu lewati babak 8 Besar ini soalnya saat kami ikut beberapa turnamen atau festival di luar Cirebon, kami seringkali mentok di 8 Besar," jelas Junedi.

"Anak-anak sudah tidak bisa teledor lagi di atas lapangan, kami harus berani lepas pressing tinggi saat lawan menguasai bola. Soalnya sudah kepalang tanggung, semoga kami bisa sampai partai puncak," tandas Junedi.