IJL.Com- Tidak perlu pikir panjang bagi seorang Indra Adi Gumelar saat diberi tawaran menangani SSB Sparta 1979 U-11 di kompetisi IJL Mayapada 2018. Sepak bola selalu membuat dirinya tak pernah lupa jalan pulang.
Kompetisi sekelas IJL Mayapada 2018 jadi debut Indra Adi Gumelar membesut SSB Sparta. Seperti diketahui, ini adalah musim pertamanya bersama tim asal Depok tersebut.
Rayuan dari manajemen SSB Sparta memang meluluhkan hatinya untuk kembali berkecimpung di dunia sepak bola yang sempat membesarkan namanya. Faktanya, Indra bukan orang baru di kancah persepak bolaan Indonesia. Tercatat ia pernah membela klub-klub teras seperti Persija Jakarta, PSIM Yogyakarta, sampai gantung sepatu di Persikad Depok.
"Sudah dua tahun terakhir saya kembali lagi ke dunia sepak bola, sempat vakum cukup lama ya sekitar 10 tahun," ujar eks pemain Timnas Indonesia U-19 tahun 1998 asuhan Bernard Schumm tersebut.
"Kebetulan ada tawaran dari manajer SSB Sparta untuk menangani tim di kompetisi IJL Mayapada 2018, tanpa pikir panjang saya terima pinangan tersebut. Awalnya, memang karena saya suka membina sepak bola usia dini di Depok," sambung pelatih berkacamata itu.
Pasca gantung sepatu pada 2008 bersama Persikad Depok, Indra memang sengaja "menepi". Pilihannya hingga detik ini yakni menjadi karyawan di salah satu perusahaan BUMN, PT Pos Indonesia.
Memilih bekerja kantoran dan sempat vakum nyatanya tidak membuat Indra merasa menyesal. Meski demikian, ia mengakui sepak bola tidak pernah lepas dari bagian hidupnya.
"Setelah vakum saya sibuk bekerja di PT Pos Indonesia. Alhamdulillah 2016 kemarin sudah diangkat jadi karyawan tetap," ucap Indra seraya tersenyum.
"Ya tapi sepak bola memang tidak pernah bisa lepas, football is my life. Makanya saya terima tawaran dari Sparta," tambahnya.
Pernah dibesut langsung oleh pelatih kenamaan sekelas Sofyan Hadi, Danurwindo sampai Bernard Schumm sedikit banyak memang membuat Indra tidak pernah lupa "jalan pulang". Apalagi ada mentor seperti Isman Jasulmei di belakangnya.
"Banyak pelatih yang menginspirasi saya dari Danurwindo dan Yusack Sutanto di Persis Solo, ada Sofyan Hadi (Persija dan PSIM), Iwan Setiawan (Persekaba Bali), Tumpak Sihite (Persid Jember dan PON DKI), Bernard Schumm (Timnas U-19) sampai yang terakhir Isman Jasulmei (Persikad Depok)," ujarnya.
"Tapi kalau disebut paling berkesan, saya ingin menyebut nama Isman Jasulmei. Sampai sekarang saya masih intens komunikasi dengan beliau," sambung Indra.
Beruntungnya, profesi sebagai Pak Pos cukup mendukung Indra untuk bisa membagi waktu bersama Rifal dan kawan-kawan. Markas SSB Sparta dengan kantornya pun terbilang relatif dekat hingga membuat dirinya tak terlalu memeras keringat.
"Untuk pengaturan waktu, alhamdulilah bisa saya tangani. Biasanya sekitar 13.00 WIB, saya sudah bisa keluar kantor. Kebetulan jarak kantor dengan tempat latihan Sparta tidak terlalu jauh, ya bisa keuber lah," ujar pria berusia 38 tahun itu.
"Kebetulan saya kerja di bagian logistik (lapangan) jadi untuk jam kerja bisa diatur, maksudnya tahu mana surat yang sifatnya urgent atau tidak," tandas Indra.
Sparta sendiri saat ini berada di peringkat kelima klasemen sementara Grup A Phenomenon. Peluang mereka memang terbilang besar untuk melangkah lebih jauh ke fase play-off champions 12 Besar.