IJL.Com- Bulan Ramadan tiba, M'Private Soccer School selalu punya siasat menjaga kondisi sekaligus sentuhan permainan anak-anak didiknya. Pola makan ikut diatur, gorengan dilarang masuk.
Menjalani puasa selama Bulan Ramadan bukan jadi halangan untuk anak-anak M'Private Soccer School. Jadwal latihan berjalan seperti biasa, tidak ada istilah mengendur.
Hal itu diakui oleh head coach M'Private Soccer School, Mulyadi. Dalam satu pekan, anak-anak didiknya sudah terbiasa melahap program latihan yang sudah disiapkan oleh tim pelatih.
"Selama puasa anak-anak menjalani program latihan seperti biasa, tiga kali dalam seminggu. Dimulai pukul 16.00 sampai 17.20," ujarnya.
"Tapi untuk latihan ada sedikit variasi memang, utamanya kami menjaga kebugaran anak-anak. Jadi yang lebih ditekankan soal skill saja," sambung Mul.
Di pinggir lapangan pun demikian, selepas latihan usai, anak-anak M'Private Soccer School tidak bergegas pulang ke rumah masing-masing. Selalu ada tradisi yang mereka jaga setiap tahunnya, ya apalagi kalau bukan buka puasa bersama.
Meski demikian, selama bukber tersebut ada sedikit pantangan harus dijalani skuat M'Private. Utamanya tentu soal menu makanan yang mereka santap.
"Tradisinya mungkin buka puasa bersama, ya ala kadarnya saja. Tidak ada yang mengkoordinir, spontanitas orangtua tiap pemain," terang Mul.
"Tapi orangtua sudah paham makanan apa yang tidak boleh masuk dan kami larang yaitu gorengan," tegasnya.
Soal pola makan tim asuhannya selama puasa , Mul memang cenderung tegas. Setidaknya ada edukasi ia berikan sebagai bekal Azizu Milanesta dan kawan-kawan jika ingin menjadi seorang pesepak bola profesional.
Meski tidak bisa mengawasi setiap detiknya, penyuluhan memang terus gencar dilakukan oleh Mul serta jajarannya. Sedikit banyak ia menyebut itu bisa mempengaruhi pemikiran pemain serta tentunya orangtua.
"Saya rasa hal-hal seperti ini, sudah seharusnya diperkenalkan sejak usia dini. Makanan-makanan berminyak seperti gorengan memang kurang baik," cetus salah satu pelatih IJL All Stars 2017 itu.
"Alhamdulillah, tidak ada yang "nakal" karena itu sudah jadi bagian dari penyuluhan awal tim kepelatihan M'Private Soccer School terutama untuk siswa yang baru masuk," ujar Mul.
Dalam kultur masyarakat Indonesia, menyantap gorengan memang sudah jadi kebiasaan bahkan terkesan menjurus pada kebutuhan apalagi kala waktu buka puasa tiba. Bukan cerita baru tentunya pelatih-pelatih di level teratas sepak bola Tanah Air sampai Tim Nasional sempat mengeluhkan kondisi tersebut.
"Makanan berminyak seperti gorengan tidak dianjurkan, karena bisa membuat darah mengental, ketika darah mengalir ke tubuh sirkulasinya tidak bagus, memang harus hati-hati berbuka puasa dengan menu yang terlalu manis dan berminyak, makanya ketika kita salah menu berbuka bisa bikin mengantuk, karena mempengaruhi sirkulasi darah ke otak juga," ungkap Dokter Tim Arema FC, Nanang Tri Wahyudi.
"Jika para pemain banyak mengonsumsi makanan berminyak, darah akan menjadi kental, mudah merasa haus, dan akan mengganggu kondisi fisik mereka. Maka dari itu, pemain seharusnya fokus melahap buah atau kurma," tandasnya.