IJL.Com- Pada kompetisi IJL Mayapada 2018, peran Naufal Shaquill Rizandy hanya jadi "ban serep" di bawah mistar gawang Pro: Direct Academy U-11. Alih-alih patah arang, Naufal mulai pasang target untuk curi ilmu.
Dua musim berturut-turut mengawal gawang Pro: Direct Academy di kompetisi Indonesia Junior League membuat jam terbang Naufal semakin terasah. Jika 2017 lalu membela U-9, di 2018 ini kiper bertubuh gempal itu naik pangkat dengan berseragam skuat U-11.
Musim lalu bersama PDA U-9, bisa dibilang Naufal mampu mencuri perhatian. Seperti diketahui, dirinya adalah rival terkuat Zahran dari Garuda Muda Soccer Academy yang di akhir kompetisi mampu meraih predikat gelar kiper terbaik.
Namun sekarang Naufal menyadari musim telah berganti. Alhasil, mau tak mau persaingan semakin ketat di atas lapangan harus ia hadapi.
"Lumayan berat persaingan di IJL Mayapada 2018. Tim-tim yang ikut semakin kuat," ujar Naufal yang 13 Mei kemarin baru merayakan hari jadi ke-10.
"Kalau bisa menyebut dua tim, ada Serpong Jaya dan Serpong City yang menurut saya paling berat," sambungnya.
Tidak hanya itu, dari sisi internal tim sendiri, Naufal juga menghadapi persaingan yang tak kalah ketatnya. Memang, di IJL Mayapada 2018 ini PDA U-11 tidak tanggung-tanggung membawa stok empat penjaga gawang.
Konsekuensinya, rotasi pemain harus dijalani tiap kiper PDA U-11. Faktanya meski jadi pilihan terakhir namun tak ada istilah patah arang untuk seorang Naufal.
"Iya kami berempat bahu membahu di PDA U-11. Sebenarnya saya hanya kiper back-up, yang utama itu Aron, Herlambang lalu Omar," ungkap Opal, sapaan akrabnya.
"Mereka bertiga punya reflek yang lebih cepat. Ga apa-apa sekarang ini jadi cadangan dulu, coach Imam Ibnu Aqil selalu mengingatkan agar kita tetap enjoy dan fun meski harus selalu bersaing. Saya juga sekalian latihan dan belajar bermain dengan tim U-11," terang bocah yang dikenal murah senyum itu.
Naufal memang tidak mau ketinggalan dari barisan koleganya tersebut. Memasuki libur kompetisi IJL Mayapada 2018 misalnya, ia tetap fokus menjaga kondisi fisik. Olahraga renang dan mini soccer jadi yang ia pilih.
"Masih les renang tapi sudah jarang karena bentrok dengan jadwal latihan bola bersama PDA, satu minggu bisa tiga kali. Tiap Jum'at sore juga main bola di rumah bareng teman-teman PDA juga. Oh iya, ada latihan mini soccer di sekolah," tandasnya.