IJL.Com- Tugas Suyatno mengawal skuat Metro Kukusan U-9 di atas lapangan ia akui terasa sedikit lebih mudah. Ada sosok Khairan Akmal Mubarok di sampingnya.
21 poin dari 10 laga jadi raihan maksimal yang diraih Metro Kukusan U-9 di babak penyisihan grup. Alhasil, anak-anak dari Kukusan, Depok itu hanya mampu bertengger di peringkat ketujuh klasemen untuk melanjutkan perjuangan di IJL Mayapada 2018 lewat kategori plate.
Meski demikian, gagal melaju ke babak 12 Besar play-off champions tidak membuat barisan pemain Metro Kukusan luput dari perhatian. Salah satu yang muncul ke permukaan yakni sang bek, Khairan Akmal Mubarok.
Jangan harap bisa dengan mudah melewati seorang Akmal, jenderal lini belakang Metro Kukusan U-9. Bermain tanpa kompromi, tak ragu melepaskan tendangan keras bak rudal di tengah medan perang. Gol fenomenal ke gawang Abstrax FA jadi salah satu buktinya.
"Anak ini baru bergabung dengan Metro, ya 2017 lalu di usia delapan tahun," ujar sang pelatih, Suyatno.
Meski terbilang anak baru di Metro, nyatanya Akmal sudah dapat mencuri perhatiannya pelatihnya. Bahkan Yatno punya tugas khusus untuk bek kelahiran 15 Februari 2009 itu.
Ya, di atas lapangan Akmal tidak hanya berperan sebagai bek berbalut ban kapten di lengannya. Fakta terungkap, ia adalah tangan kanan Yatno mengamati permainan tim lawan.
"Akmal terbilang cerdas, dia pemain yang paling bisa saya ajak bicara soal strategi saat sedang bertanding," beber Yatno.
"Alasan itu pula yang membuat saya menyerahkan ban kapten untuk Akmal, di level usianya ia termasuk lihai menganalisa permainan musuh. Tambahan pula, ia mudah akrab dengan kawan juga lawan," tambah eks pemain Caprina FC itu seraya tersenyum.
Meski demikian, sebagai seorang bek Yatno mengakui Akmal bukannya tanpa celah. Kerap bermain terlalu agresif memudahkan sang anak asuh "dikelabui" pemain lawan.
Bisa dibilang, Akmal memang jadi pemain paling "cerewet" di skuat Metro. Hal itu pula yang membuat dirinya kerap wara-wiri di formasi pemain terbaik IJL Mayapada 2018 tiap pekannya
"Anak ini terkadang riskan sekali saat benturan, ia belum bisa kontrol emosinya. Itu mungkin koreksi untuk Akmal," tandas Yatno.