IJL.Com- Pelita Jaya Soccer School hadir di babak play-off champions 12 Besar (U-9) dengan rasa percaya diri tinggi. Kolaborasi menawan Rizki Eka Saputra dan Valdo Putra Pratama harus diakui akan banyak dapat sorotan kamera. Namun "bayi ajaib" seperti Parung Soccer School tentu tak mau tinggal diam, begitu pula sang juara bertahan yang masih tertidur yakni Salfas Soccer.
Grup 2 babak play-off akan jadi ujian sesungguhnya untuk juara bertahan IJL 2017, Salfas Soccer. Harus diakui saat babak penyisihan grup mereka masih mencari pola permainan terbaiknya. 26 poin dari 10 laga dengan catatan empat menang, empat seri dan dua kalah tentu jadi perhatian penuh sang pelatih, Choirul Anam.
Langkah Salfas memang tak bisa dibilang mudah namun disinilah mental mereka sebagai juara bertahan diuji. Ya apalagi kalau bukan kehadiran raksasa dari Grup A Phonemenon seperti Pelita Jaya Soccer School. Berkaca dari babak penyisihan grup, bisa dibilang anak-anak Sawangan jadi tim paling favorit untuk lolos ke babak semifinal.
Namun, bukan hanya Salfas dan Pelita Jaya saja yang akan meramaikan Grup 2. Publik IJL pastinya masih penasaran dengan sepak terjang Parung Soccer School. "Si Bayi Ajaib" pastinya ingin terus tebar kejutan. Bukan tidak mungkin diam-diam Nabil El Nino dan kawan-kawan mampu lolos dari lubang jarum.
Kali ini IJL.Com, akan coba mengulas kekuatan lini per lini dari masing-masing tim di Grup 1. Berikut analisanya:
Salfas Soccer
Dari belakang hingga depan, kekuatan Salfas Soccer bisa disebut paling merata diantara kontestan lain dalam gelaran IJL Mayapada 2018. Di sektor bek misalnya, kolaborasi Alexander Danuarta Putra dan M Fawaz Firdaus membuat Alvaro Akhtarizky dan Dema Darmawan baru memungut bola lima kali dari gawangnya.
Kekuatan Alex dan Fawaz memang terlihat dari ketenangan mereka dalam menghadapi tekanan di atas lapangan. Pemain bernomor punggung 39 dan 90 itu juga tak jarang mengalirkan serangan dari bawah untuk membantu rekan-rekannya mencetak gol. Tidak salah memang rasanya sang juru taktik, Choirul Anam menyebut mereka berdua sebagai senjata Salfas di babak play-off nanti.
Maju ke lini tengah, siapa lagi kalau bukan Abid Rahidan Ashar yang jadi motor serangan Salfas. Berungkali aksinya memang tak pernah luput dari radar komite IJL. Pergerakannya bisa dibilang cukup liar, jadi tambahan nafas rekan-rekan setimnya. Tidak jarang assist berasal dari kreasi gelandang bernomor punggung 15 itu. Sedikit saja pemain lawan lengah, maka Abid tak segan pula mencatatkan namanya di papan skor.
Di lini depan, Juan M Nasri jadi harapan Salfas mengoyak jala gawang lawan. Naluri golnya memang masih harus terus diasah namun bukan berarti Nasri tidak mampu berbuat banyak di babak play-off nanti. Justru saat berada dalam tekanan dirinya kerap muncul jadi pahlawan. Datang pada saat yang diperlukan mungkin itu yang membuat dirinya terus dapat kepercayaan lebih dari Choirul Anam. Jangan lupa pula di sisi flank, ada winger bernomor punggung 10 yaitu Wildan Abdallah Husain.
Pelita Jaya
Muhammad Arfan Herdiansyah adalah garansi utama bagi Pelita Jaya menghadapi derasnya persaingan di babak play-off nanti. Di balik tubuhnya yang mungil tersimpan kualitas kelas wahid berbalut mental baja, buktinya saat di fase penyisihan Grup A Phenomenon gawang Pelita hanya kemasukkan tiga gol saja, jadi yang terbaik dibanding sembilan kontesan lainnya. Kerap mondar-mandir di barisan pemain terbaik IJL Mayapada 2018 jelas membuat jatuh bangunnya Arfan akan kian dinantikan.
Superior. Mungkin itu adalah kata yang tepat untuk menggambarkan duet Rizki Eka Saputra dan Valdo Putra Pratama dini lini tengah Pelita Jaya. Dua pemain yang punya hubungan sedarah itu memang kera[ jantung pemain lawan berdegup kencang. Dengan atau tanpa bola, Rizki dan Valdo memang sama bahayanya.
Yang patut disimak tentu keahlian Rizky dan Valdo dalam mengeksekusi tendangan bebas, catatan statistik yang ada 80 persen diantaranya selalu berbuah gol dan tidak hanya itu, aksi mereka juga mudah terekam dengan jelas hingga seringkali menembus deretan gol terbaik tiap pekannya. Jika harus menjalani regulasi 3 on 3 di babak extra time, Rizki dan Valdo bisa jadi unggulan pelatihnya.
Bicara lini depan, kerapkali pelatih Pelita Jaya yakni Hari Bakir memang menggunakan skema penyerang tunggal. Rafa Ros Djohan kerap jadi langganan. Hasilnya efektif ia bisa dengan jeli membuka ruang untuk rekan-rekannya di lini kedua seperti Rizki dan Valdo tentunya dan tak ketinggalan nama lain seperti Baguse Verespatie. Namun tidak hanya sampai disitu, supersub bernama Brian Juro Zakawali Absyar bisa jadi hantu menakutkan untuk bek dan kiper lawan.
Parung Soccer School
Khusus di sektor lini belakang, PaSS memang tidak sekokoh Salfas juga Pelita Jaya. Dari 10 laga di babak penyisihan grup, sembilan gol sudah bersarang di gawang. Meski demikian itu tidak bisa jadi patokan mereka akan jadi lumbung gol di babak play-off nanti, kiper Saddam Al Farizi dan Sahrul Kahfi Junaedi pastinya punya motivasi lebih tinggi lagi. Di sini, PaSS bisa berharap pula pada kedisplinan bek bertubuh tegap mereka seperti Raghib Isyam Zackhyada.
Di lini tengah, PaSS beruntung punya pemain dengan daya jelajah tinggi Gregory Lie Gilgal. Selama fase penyisihan grup harus diakui dia yang paling rajin menyapu bola. Punya body charge kuat juga membuat gelandang bernomor punggung 18 itu tidak ragu kontak fisik dengan lawannya. Fighting spirit tinggi bisa jadi modal Gilgal membuat Abid Rahidan Ashar atapun Rizki Eka Saputra frustrasi.
Tridente di pos lini depan selalu jadi patokan PaSS dari awal kompetisi IJL Mayapada 2018 digelar. Kolaborasi M Rafka Maulana, M Rizky Rahman dan Nabil El Nino ibarat serbuan badai untuk pertahanan tim lawan. Ketiganya memang punya keahlian menyisir sisi sayap hingga terbilang cukup merepotkan setiap musuh.
Inilah yang sebenarnya bisa jadi kekuatan PaSS di babak play-off nanti, tidak tergantung pada satu nama dalam urusan mencetak gol membuat Rafka-Rizky-Nabil bisa jadi senjata mematikan setiap menit laga berjalan. Tiga penyerang "palsu" itu bisa jadi akan membuat Si Bayi Ajaib akan bisa jauh lebih melangkah. Belum lagi sosok seperti Erlangga Saputra.