IJL.Com- IJL Mayapada U-13 akan jadi debut perdana Brazilian Soccer Schools. Datang dari Tambun Selatan, mereka tak sabar menari samba di atas rumput hijau.
Satu lagi keluarga baru kompetisi Indonesia Junior League akan bertambah di musim 2018 ini. Untuk level U-13, adalah tim asal Tambun Selatan, Bekasi yakni Brazilian Soccer School (BSS) yang dimaksud.
Tidak jauh berbeda dengan kontestan lainnya, antusiasme tinggi mengiringi skuat BSS jelang peluit kick-off IJL Mayapada U-13 dibunyikan. Berkaca dari screening pemain akhir pekan lalu, tim dengan jersey kebesaran berwarna biru itu siap mengirimkan 18 anak didiknya untuk unjuk gigi.
Yang menarik, BSS akan menurunkan satu pemain wanitanya. Kualitasnya tidak sembarangan dengan label timnas untuk sang srikandi.
"Kita sudah siap dan materinya jebolan Danone lolos zona Jawa Barat. Hanya ada tiga pemain yang usia 13 dan satu wanita U-14, saat ini dia masih TC di Timnas," ungkap head coach BSS, Tycho Timmerman.
"Di IJL, kami hanya mendaftarkan 18 pemain saja," sambung Tycho.
Meski tampil dengan skuat yang terbilang ramping dibanding kontestan lain, BSS tak mau buru-buru mengibarkan bendera putih. Tycho meyakini kerangka tim lebih penting untuk anak didiknya saat ini.
"Sebenarnya skuat ini terbilang beruntung. Kerangka tim sudah jauh terbentuk sejak lama, dari usia sembilan tahun mereka sudah saling kenal satu sama lain. Hampir dalam setahun belakangan, kami rutin ikut turnamen juga festival dan hasilnya terbilang positif selalu masuk final," tegas pelatih kelahiran Bandung itu.
Tidak hanya soal materi pemain, gaya sepak bola yang dianut juga kian membuat BSS pede. Bisa dibilang di atas rumput hijau nanti mereka sudah tidak kagok memainkan sepak bola ala negeri Neymar Junior, Brasil sesuai nama identitas SSB mereka.
Konsep filosofi sepak bola Indonesia (filanesia) yang terus digaungkan PSSI tidak lupa menjadi sandaran BSS. Menarik tentunya melihat garuda-garuda cilik dengan cantiknya menari samba di atas rumput hijau.
"Antar lini kekuatan kami merata. Gaya sepak bola Brasil, dari kaki ke kaki jadi andalan tidak lupa dengan mengadopsi filanesia. Formasi andalan kami jelas 1-4-1-4-1," jelas Tycho.
"Filanesia itu bagus dan cocok sekali apalagi untuk BSS dengan karakter anak-anak Indonesia yang cepat dan trampil. Pas sekali memang jadi kurikulum SSB di Tanah Air dan saya rasa bisa diakui juga hingga seluruh Benua Asia nantinya. Sebenarnya tidak kalah dengan Australia dan Jepang," sambung pelatih dengan lisensi C AFC tersebut.
Sesuai hasil drawing group, BSS akan tergabung di Grup Sensation. Soal persaingan di atas lapangan, Tycho enggan terlalu banyak buka suara. Terpenting di samping nikmatnya mengolah bola dengan tarian samba, respect tetap jadi nilai utama.
"(Persaingan) mungkin rata-rata sama, tinggal bagaimana pelatih mensetting tiap pemainnya. Tidak ada lawan tanding di IJL yang ada kawan bermain, mereka masih usia dini terpenting adalah belajar, belajar, belajar dan respect," tandas Tycho yang sudah tiga tahun mengarsiteki BSS.