IJL.Com- Keputusan Mukti menggeser posisi Mardiansyah Alfarizi terbilang tepat. Gelandang "pengangkut air" dengan mental baja.
Ada yang jauh berbeda dengan gaya permainan BMIFA pada laga-laga pekan terakhir IJL U-13. Perlahan, tim yang bermarkas di Bendungan 10 Sangego, Tangerang itu mulai mengikis anggapan Daffa Prananda sentris.
Yang paling menonjol tentunya adalah sosok Mardiansyah Alfarizi. Gelandang bernomor punggung 77 dengan nafas kuda yang tidak kenal lelah menyisir tiap jengkal rumput hijau.
Faktanya dalam skema formasi BMIFA, Ardian tak kagok pula berperan sebagai seorang penyerang. Namun ada catatan statistik membuktikan dirinya memang punya talenta lebih emas sebagai seorang gelandang "pengangkut air".
"Sebenarnya Adrian itu dulu punya talenta sebagai seorang striker tapi sekarang sedang saya coba plot menjadi gelandang karena mempuyai pegangan bola yang kuat," jelas Mukti.
"Yang paling membedakan dia dengan pemain BMIFA lainnya adalah kemampuannya mempertahankan bola, ya memang kuat sekali," ujar Mukti.
Dimodali tubuh yang kekar, Adrian tak ubahnya petarung di atas ring tinju. Sekilas etos kerjanya begitu mirip dengan Gennaro Gattuso saat masih berseragam AC Milan ataupun Edgar Davids kala membela Juventus. Ngotot, tanpa pandang bulu dan tak kenal neko-neko.
Pada laga pekan sebelumnya saat jumpa Maesa Cijantung, Adrian mampu membuktikan kapasitasnya di atas lapangan. Kemampuan dirinya menjaga titik kedalaman BMIFA membuat barisan gelandang Si Burung Hantu dilanda frustrasi.
Pressing Adrian terbukti ampuh membuat aliran bola Maesa tersendat. Beberapa kali ia juga kerap memutus momentum serangan balik tim lawan mengandalkan body charge meski pada akhirnya harus berbuah pelanggaran.
"Mental, fisik dan feeling bolanya berbanding lurus. Sebenarnya ia masih punya naluri gol yang tinggi juga," ungkap Mukti.
"Adrian bisa memanfaatkan dengan maksimal bodynya yang kekar," sambung Mukti.
Meski demikian, Mukti tidak begitu saja puas dengan peningkatan performa yang ditunjukkan oleh Adrian. Faktanya ia mengaku masih ada catatan evaluasi besar untuk anak asuhnya tersebut.
"Seperti yang kita ketahui, Adrian punya modal dari segi fisik tapi sayang ia masih sering jarang latihan karena dilanda beberapa faktor non-teknis. Andaikan ia bisa lebih rajin lagi saya yakin akan jauh lebih meningkat," seru Mukti.
"Adrian perlu dukungan penuh dari orangtuanya agar semangat dan mau kerja keras dalam meniti karir di sepak bola. Sebagai pelatih ini juga bagian dari tugas saya dalam hal memberi motivasi, jangan sampai potensi anak ini hilang begitu saja," tandas Mukti.