IJL.Com- Menjaga bara api Tunas Indonesia U-13 jadi salah satu tugas Muhammad Ramadhan. Yakin bisa mengusir demam panggung.
Derasnya arus kompetisi Indonesia Junior League (IJL) U-13 sudah dirasakan anak-anak Tunas Indonesia. Pada pekan kedua kemarin, mereka dipaksa harus mengakui keunggulan Remci lewat skor akhir, 0-2.
Padahal sepanjang pertandingan, Tunas Indonesia terbilang sukses membuat Remci kelimpungan. Namun di penghujung laga, derasnya arus serangan lawan tak kuasa lagi dijinakkan.
Meski harus kembali menelan kekalahan, sejatinya Tunas Indonesia tetap pantas pulang dengan kepala tegak. Setidaknya itu yang digambarkan oleh sang kapten, Muhammad Ramadhan.
"Alhamdulillah, laga hari ini jauh lebih baik daripada pekan sebelumnya. Kemarin seperti ada demam panggung, baru belajar mengenal atmosfer IJL juga," tutur Ramadhan.
"Kekalahan bukan akhir dari segalanya, yang penting tadi kami menunjukkan bisa terus berjuang," sambung pemilik nomor punggung tujuh tersebut.
Bagi Ramadhan, pahitnya kekalahan memang tak perlu diratapi secara berlebihan. Justru itu jadi cambuk agar mental kian tertanam kuat.
Meminjam peribahasa yang berbunyi 'sekali layar terkembang pantang biduk surut ke pantai'. Ramadhan seraya menegaskan ia dan rekan-rekan setimnya ingin terus berlabuh bak pelaut ulung di tengah derasnya badai.
"Kami tak mau kenal kata menyerah, apalagi kompetisi IJL ini kan baru dimulai," seru Ramadhan.
"Saya juga termotivasi sebagai seorang kapten supaya bisa menjaga semangat teman-teman," sambung Ramadhan.
Jelas, ban kapten yang ada di lengan Ramadhan jadi simbol bara api Tunas Indonesia. Nama Cristiano Ronaldo ikut ia sebut.
"Kapten yang jadi inspirasi? Cristiano Ronaldo. Dia bukan hanya mengangkat diri sendiri tapi juga tim," ungkap Ramadhan.
"Intinya, saya dan teman-teman bakal terus berjuang. Soal hasil di papan skor, ya nanti itu urusan belakangan," tandas Ramadhan seraya tersenyum lepas.