IJL.Com- Sempat kecolongan terlebih dahulu saat bentrok kontra Sukabumi Pro Soccer menjadi pelajaran mahal untuk pasukan Pelita Jaya Soccer School U-13. Tak kenal kata santai, siapkan "jebakan batman" untuk GRT Sitanala?
Jeda kompetisi Indonesia Junior League U-13 selama dua pekan untuk kepentingan perbaikan lapangan ditanggapi begitu positif oleh pelatih Pelita Jaya Soccer School, Armen Bakir. Menurutnya, hal tersebut jadi bentuk perhatian operator liga demi merawat iklim persaingan yang tidak hanya ketat namun juga sehat dari sisi kenyamanan bermain. Imbasnya ya tentu, potensi tersembunyi tiap pemain bisa terus muncul ke permukaan.
Libur berlaga tidak serta merta membuat Armen dan anak-anak asuhnya bisa santai-santai kaya di pantai. Alarm peringatan justru jauh lebih kencang.
Di Grup A Phenomenon, Pelita saat ini nangkring di peringkat keempat tabel klasemen sementara dengan koleksi 12 poin dari empat laga. Bersama Alba FC, "The Young Guns" menjadi tim yang belum terkalahkan.
Namun Armen sadar betul akan terjadi malapetaka jika tim asuhannya lupa daratan. Jelas, kata santai tidak ada dalam kamus Ade Rifatul Aqmal dan kawan-kawan.
"Kami tetap fokus dalam latihan walaupun ada penundaan jadwal dikarenakan adanya perbaikan lapangan. IJL memang sangat mengutamakan kelayakan lapangan yang dipergunakan untuk semua peserta," ujar Armen seraya tersenyum.
"Di Grup A Phenomenon semua tim masih punya kesempatan untuk masuk zona 4 peringkat teratas, karena itu pula kami tidak mau ambil resiko dengan santai-santai saat melakukan latihan. Saya selalu sampaikan dan ingatkan kepada semua pemain dalam latihan ketika lengah sedikit saja maka hasil maksimal tidak bisa didapatkan. Semoga performa terus dipertahankan bahkan ditambah lagi," ujar Armen.
Armen memang tidak sembarang berucap. Di laga terakhir kontra Sukabumi Pro Soccer meski akhirnya bisa unggul dengan skor 5-2, ada sebuah pelajaran mahal dipetik Pelita.
Saat itu Pelita memang sempat kecolongan gol terlebih dahulu lewat aksi solorun bomber Sukabumi Pro Soccer, Robi Faturahman. Beruntung, "The Young Guns" tidak cepat lesu darah.
"Itu menjadi pelajaran buat kami dan semoga tidak terjadi lagi di pertandingan selanjutnya. Ini yang selalu saya ingatkan ke semua pemain walaupun dapat melakukan serangan terus menerus tapi lupa akan posisi dan kewajiban menjaga lawan ujungnya sangatlah berbahaya," tegas Armen.
"Alhamdulilah saat itu semua pemain menyadari dan cepat melupakan kesalahan yang dilakukan sehingga bisa bermain lepas hingga berbuah bonus kemenangan," tambah Armen sembari melempar senyum.
Sabtu (21/11) dalam lanjutan laga pekan kesembilan IJL U-13, Pelita kedapatan berjodoh dengan GRT Sitanala. Kebetulan tim lawan juga sedang berada dalam periode positif.
Dua kemenangan beruntun sama seperti Pelita juga baru dibukukan GRTS. Terakhir, Putera Utama Tambun dibungkam lewat gaya permainan meyakinkan dengan skor 2-0.
Tidak berlebihan rasanya perjumpaan Pelita versus GRTS dilabeli "Il Grande Partita" mengingat posisi keduanya yang berdempetan di tabel papan atas klasemen. Armen sendiri sudah punya trik agar anak-anak asuhnya bisa bermain lebih lepas.
"Dalam bermain GRTS cukup baik terutama dari sisi individu kemudian disokong kerjasama tim. Kami ingin jadi kuda hitam saja, ya minimal agar pemain tidak beban dan bisa bermain lepas contohnya seperti saat jumpa Sparta yang di atas kertas masih satu tingkat di atas Pelita," ujar Armen.
"Betul memang Pelita lebih nyaman menjadi kuda hitam," tandas Armen seraya melempar senyum penuh arti.
Bisa jadi predikat kuda hitam yang dipilih Pelita menjadi semacam "jebakan batman" untuk GRTS. Karena bola itu bundar, drama apa lagi yang siap terjadi di atas rumput hijau? Jelas, terlalu sayang untuk dilewatkan.
Dari kabar terakhir yang diterima IJL News, laga pekan kesembilan IJL U-13 yang turut menggelar partai Pelita versus GRTS akan digeser menjadi Sabtu (28/11). Info tersebut baru sampai siang tadi berkaitan dengan kunjungan dadakan pejabat kemiliteran ke kompleks area Batalyon Arhanud 1, Kostrad, Serpong, Tangerang Selatan.
